Aburizal Bakrie: Pemilu 2024 Momen Perbaikan, Jangan Pilih Capres karena Populer

31 Desember 2022 4:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
Aburizal Bakrie memberi sambutan saat acara malam silaturahmi di JHL. Solitaire hotel, Jl. Gading Serpong Boulevard, Senin (2/12). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aburizal Bakrie memberi sambutan saat acara malam silaturahmi di JHL. Solitaire hotel, Jl. Gading Serpong Boulevard, Senin (2/12). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie mengingatkan Pemilu 2024 adalah momen keberlanjutan dan perbaikan kepemimpinan Indonesia untuk lima tahun ke depan. Ia mengajak masyarakat untuk memilih capres dan cawapres berdasarkan visi dan misinya, bukan hanya karena popularitas.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan sosok yang akrab dipanggil Ical itu dalam catatan akhir tahun jelang 2023. Salah satu yang disoroti Ical adalah kehidupan politik termasuk demokrasi.
"Kontestasi Pemilu 2024 hendaknya merupakan momen kelanjutan, perbaikan dan perubahan bagi bangsa. Melanjutkan keberhasilan yang sudah dicapai, perbaikan dari kekurangan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan demikian Pilpres 2024 tidak hanya memilih seorang calon presiden karena popularitasnya tapi juga memilih seorang pemimpin bangsa yang dapat mengayomi seluruh komponen bangsa," kata Ical dalam pernyataannya, Jumat (30/12).
"Serta mempunyai visi kenegaraan dan konsep pembangunan 5 tahun ke depan secara jelas sebagai bagian dari tujuan bernegara sebagaimana digariskan dalam pembukaan konstitusi yakni ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Ical mengingatkan setiap komponen bangsa bertanggung jawab mensukseskan Pemilu Serentak 2024. Ia berharap para parpol dan tokoh politik bisa bersaing sportif dalam upaya memenangkan kontestasi tersebut.
"Kontestasi 5 tahunan ini yang diikuti oleh parpol peserta pemilu dan calon presiden/wakil presiden sering ditandai dengan ‘riuh-rendah’ dan terkadang diwarnai kegaduhan. Mengingatkan bahwa setiap peserta pemilu harus bekerja sama mensukseskan Pemilu 2024 sebagai ‘pesta demokrasi’ dengan bersaing secara sehat," ujarnya.
"Dan lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa serta melaksanakan prinsip ‘jujur dan adil’ dengan konsisten terutama oleh penyelenggara pemilu dan penyelenggara negara. Dengan demikian Pemilu 2024 diharapkan dapat menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin yang berkualitas," tambah dia.
Infografik Elektabilitas Anies Baswedan. Foto: kumparan
Di sisi lain, Ical mengapresiasi pemerintahan tahun ini yang dinilainya secara umum terkendali dan relatif stabil. Ia juga menyoroti ada sejumlah keberhasilan.
ADVERTISEMENT
Di antaranya, perekonomian nasional di 2022 ditandai dengan trend pertumbuhan yang positif dari 5,01% di kuartal I naik menjadi 5,72 % di kuartal III, setelah pemerintah dan masyarakat melampaui masa kritis pandemi COVID-19 dalam 3 tahun terakhir. Ia memandang pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh konsumsi domestik dan ekspor beberapa komoditi andalan yang berasal dari sumberdaya alam serta keberhasilan dari hilirisasi pengolahannya.
Meski begitu, ia kembali menekankan bahwa semua pihak harus menjaga keberhasilan tersebut dengan adanya ancaman resesi pada memanasnya situasi politik pada 2023.
"Mencatat keberhasilan pemerintah dalam penyelenggaraan pertemuan pemimpin kelompok negara G-20 yang menandai peran strategis Indonesia dalam tingkat global, yang diharapkan membawa dampak positif dalam perekonomian nasional terutama peningkatan investasi dan perdagangan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Situasi sosial politik yang relatif stabil dan tren pertumbuhan ekonomi yang positif ini merupakan modal untuk memasuki tahun 2023 dengan optimis. Namun, mengingatkan bahwa tahun 2023 perlu diwaspadai berdasarkan situasi politik nasional menjelang Pemilihan Umum 2024 dan kemungkinan ancaman resesi dunia 2023," pungkas dia.