Achmad Yurianto Alami Kanker Usus hingga Komplikasi ke Otak Sebelum Meninggal

22 Mei 2022 13:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Bidang Sosial Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Mayjen TNI (Purn.) dr. Daniel Tjen mengungkap sakit yang diderita Achmad Yurianto sebelum meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Mantan jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19 itu sudah lama mengidap kanker usus.
"Jadi awalnya beliau sakit keganasan pada usus dan itu memang sudah diderita sejak beliau sebagai staf ahli Menkes," kata Daniel saat dihubungi kumparan, Minggu (22/5).
Daniel tidak menyebut detail kapan sakit tersebut diidap Yuri. Namun Yuri tercatat menjabat sebagai Staf Ahli Menkes sejak 23 Oktober 2020.
Menurut Daniel, sejak sakit, Yuri yang juga merupakan anggota PPAD, menjalani pengobatan di RSPAD Gatot Soebroto.
"Dilakukan pengobatan di RSPAD dan setelah dilakukan operasi serta tindakan pengobatan kemo dengan radioterapi. Jadi sudah dilakukan penanganan yang maksimal oleh RSPAD dan juga didukung oleh PPAD sesuai dengan arahan Ketum PPAD (Doni Monardo)" kata Daniel.
Juru bicara COVID-9 Dr Achmad Yurianto meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022) pukul 18.58 Wib di Malang Jawa Timur. Foto: Dok. Istimewa
Sakit yang dialami Yuri kemudian diketahui menjalar ke organ vital lainnya seperti hati dan otak. Kondisi itu membuat Yuri beberapa kali dirawat di RSPAD Gatot Soebroto hingga dinyatakan stabil dan dapat melakukan rawat jalan.
ADVERTISEMENT
"Menyerang otak itu sudah diketahui sejak beberapa bulan lalu, kemudian membaik, berobat jalan lagi dan terakhir bulan lalu dirawat kembali di RSPAD karena terjadi penurunan kesadaran," kata Daniel.
Daniel menerangkan dalam proses perawatan itu pihak keluarga meminta agar Yuri dapat dirujuk ke rumah sakit di Malang. Sebab keluarga besar Yuri berada di sana.
"Dirujuk 3 hari lalu. Keadaan beliau (Yuri) saat itu cukup stabil untuk dirujuk," kata Daniel.
Ia memastikan tim dokter di RSPAD telah melakukan asesmen terakhir sebelum Yuri dirujuk. Hasil asesmen itulah yang meyakini Yuri bisa dirujuk ke Malang.
"Waktu dirujuk pun didukung tim dokter yang kuat. Jadi ada tim dokter yang dampingi dengan para perawat dan ambulans emergency yang lengkap di RSPAD sehingga serah terima di RS Syaiful Anwar (Malang)" kata Daniel.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Mayjen TNI (Purn) dr. Daniel Tjen, Sp.S meninjau persiapan peresmian RS Leimena. Foto: Kemenkes
Daniel menuturkan RSPAD dan PPAD telah melakukan yang terbaik untuk mengobati Yuri. Bahkan ketika dirujuk ke RS Syaiful Anwar Malang, Yuri ditangani oleh 18 tim dokter. Penanganan Yuri selama di Malang juga didukung oleh Kepala Rumah Sakit Tingkat II dr. Soepraoen milik Angkatan Darat.
ADVERTISEMENT
"RSPAD dan PPAD telah berbuat maksimal untuk memberikan dukungan karena beliau itu adalah pahlawan terutama peran dan kiprah beliau di awal pandemi itu banyak memberikan literasi kepada masyarakat tentang pandemi COVID-19 dan berbagai kebijakan sehingga masyarakat menjadi lebih jelas dan terarah pengetahuannya tentang pandemi COVID-19," kata Daniel.
Achmad Yurianto meninggal dunia pada Sabtu (21/5) pukul 18.58 WIB. Ia merupakan purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Kolonel CKM.
Setelah dari militer Yuri melanjutkan karirnya di Kemenkes. Ia pernah menjabat sebagai Dirjen P2P Kemenkes, sebelum ditunjuk sebagai Staf Ahli Menkes bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi.
Jenazah Yuri dimakamkan secara militer di TPU Dadaprejo, Batu, Jawa Timur, Minggu (22/5) pukul 10.00 WIB. Daniel turut hadir dalam pemakaman tersebut.
ADVERTISEMENT