Ada 26 Ribu Pelanggaran Lalin di Medan dalam 6 Bulan, Siapa Terbanyak Melanggar?

9 Maret 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelanggaran lalu lintas Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelanggaran lalu lintas Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Polrestabes Medan merilis laporan data pelanggaran lalu lintas yang terjadi dalam enam bulan terakhir. Yakni terhitung sejak September 2023 hingga Februari 2024.
ADVERTISEMENT
Ada sekitar 26 ribu pelanggaran yang terjadi di sana di periode tersebut.
Lantas siapa yang paling sering melanggar lalu lintas?
Dalam laporan Polrestabes Medan yang berjudul 'Analisa dan Evaluasi Pelanggaran Lalu Lintas di Wilayah Hukum Polrestabes Medan tahun 2023 dan 2024' pegawai swasta menjadi pengendara yang paling banyak melanggar lalu lintas. Jumlah mencapai 10.373 pelanggar.
Sementara itu, tak ada pelanggaran yang dilakukan oleh TNI/Polri di wilayah hukum Polrestabes Medan.
Lulusan SMA paling banyak melanggar
Masih dalam laporan yang sama, lulusan SMA menjadi pengendara yang paling banyak melanggar lalu lintas. Sementara, lulusan SD paling sedikit melanggar lalu lintas.
Data pelanggaran ini menarik untuk dicek. Hal ini terkait ungkapan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang menyebut bahwa lampu merah di depan Balai Kota Medan kerap diterobos.
ADVERTISEMENT
“Ini depan Kantor (Wali) Kota aja, merah di situ, ada gambar orang nyeberang, diterobos,” kata Bobby.
Ini disinggung dia ketika menanggapi keluhan warga Medan terkait sulitnya menyeberang di Jalan Balai Kota Medan.
Wali Kota Medan Bobby Nasution. Foto: Dok. Pemko Medan
Warga Medan yang sebelumnya curhat soal masalah penyeberangan ini adalah Anisa Rahmadani. Ia merasa momen menyeberang di Medan seperti uji adrenalin.
“Deg-degan dan menguji adrenalin. Itu jalannya cukup luas ya, itu orang aksesnya cukup sulit kalau buat pejalan kaki menyeberang,” kata Nisa pada Kamis (7/3).
“Kendaraan datang dari 2 jalur jalanan diketemukan di satu jalur,” sambungnya.
Nisa pun menceritakan satu contoh lainnya sulitnya menyeberang di Kota Medan yakni di depan kantor Wali Kota Medan. Menurutnya, di sana sudah jelas ada lampu merah dan disediakan tombol bagi pejalan kaki. Namun, pengendara justru tetap melajukan kendaraan dengan kencang.
ADVERTISEMENT
“Nah di depan Balai Kota itu untuk menyeberang ke DPRD Sumut itu juga sebenernya sulit. Jelas ada lampu merah, kita teken tombol mau nyeberang, tapi kendaraan tetep kencang dan enggak berhenti,” kata dia.