Ada Aksi Solidaritas Palestina, Jalan Depan Kedubes AS Ditutup Sebagian

17 Januari 2025 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana aksi solidaritas kemanusiaan Gaza oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta, Jumat (17/1/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aksi solidaritas kemanusiaan Gaza oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta, Jumat (17/1/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Aliansi Rakyat Indonesia-Bela Palestina (ARI-BP) menggelar aksi solidaritas kemanusiaan untuk Gaza di depan Kedubes AS, Jumat (17/1).
ADVERTISEMENT
Pantauan di lokasi, massa aksi mulai memadati Jalan Medan Merdeka Selatan sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka tampak membawa atribut seperti bendera Palestina maupun poster-poster dukungan kepada masyarakat di Gaza.
Di lokasi aksi sudah berdiri panggung dan pengeras suara.
Imbas adanya aksi tersebut, Jalan Medan Merdeka Selatan depan depan Kedubes AS yang arah Jalan Medan Merdeka Timur ditutup sebagian. Dari tiga jalur yang ada, hanya satu jalur saja yang dapat dilalui kendaraan. Kondisi ini menyebabkan antrean kendaraan.
Seorang orator dari atas panggung mengatakan aksi kali ini digelar untuk merayakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
“Kita melakukan aksi hari ini sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT karena akhirnya gencatan senjata dihentikan dan Gaza menang,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Polisi sudah berada di lokasi aksi untuk mengamankan aksi dan mengatur arus lalu lintas.
Suasana aksi solidaritas kemanusiaan Gaza oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta, Jumat (17/1/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Israel dan Hamas telah menyepakati gencatan senjata di Gaza. Klausul penting dalam perjanjian gencatan senjata itu di antaranya pembebasan tahanan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Gencatan senjata ini akan diberlakukan pada Minggu (19/1) mendatang. Begitu diberlakukan, fokus utamanya adalah pemulihan infrastruktur dan pemerintahan di Jalur Gaza yang porakporanda akibat perang yang terjadi sejak 7 Oktober 2023.
Infrastruktur penting termasuk jaringan distribusi air mengalami kerusakan parah, sementara kelaparan melanda tenda-tenda pengungsian di mana kebanyakan warga Gaza mencari perlindungan selama perang.