Ada Beasiswa bagi Bonge dkk dari Negara, Problemnya Mereka Mau Enggak?

28 Juli 2022 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bonge dalam konferensi pers soal HAKI di Kawasan Veteran, Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2022). Foto: Giovanni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bonge dalam konferensi pers soal HAKI di Kawasan Veteran, Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2022). Foto: Giovanni/kumparan
ADVERTISEMENT
ABG Citayam yang sering nongkrong di daerah Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta, tak sedikit yang putus sekolah. Bonge, Roy, dan kawan-kawan berhenti sekolah rata-rata karena alasan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menjelaskan bahwa beasiswa pendidikan sebenarnya sudah banyak tersedia. Tetapi yang kurang adalah sosialisasinya kepada masyarakat.
“Beasiswa di Indonesia terutama dari Kemendikbud itu sudah disiapkan namanya PIP, Program Indonesia Pintar itu sebanyak 2 juta lebih beasiswa, masalahnya adalah mampukah anak-anak ini untuk mendapatkan informasi mengenai beasiswa tersebut banyak yang tidak tahu ini,” ujar Dede kepada kumparan pada Kamis (28/7).
Menyediakan pendidikan menurut Dede juga mencakup memberikan sosialisasi mengenai beasiswa itu sendiri. Dan hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah sesuai dengan yang tertera di UUD 1945.
“Jadi ini kita tetap menurut pendapat kami bahwa beasiswa itu adalah kewajiban negara tapi kadang anak-anak ini tidak tahu bahwa ada beasiswa. Nah sosialisasi pemerintah daerah inilah yang kurang,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Dede menegaskan bahwa permasalahan pendidikan dasar bukan hanya wajib diterima oleh ABG Citayam, tetapi seluruh anak-anak di Indonesia.
“Konsepnya adalah semua masyarakat itu berhak untuk mendapatkan pendidikan. Nah pendidikan dasar itu ditanggung oleh negara artinya kalau kemudian anak-anak ini kemudian tidak sekolah yang mana saja ya tidak hanya CFW,”
Pada kesempatan ini Dede juga menerangkan, untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan pemerintah harus mengetahui terlebih dahulu alasan anak tidak mau melanjutkan sekolah. Penyebabnya bisa jadi karena faktor biaya, karena harus menjadi tulang punggung keluarga, atau justru karena anak-anak merasa tidak bisa memperoleh masa depan dari sekolah.
“Jangan-jangan anak-anak ini tidak mau sekolah karena dianggap sekolah tidak memberikan masa depan sehingga mendingan mereka jadi tiktoker atau youtuber atau konten kreator yang lebih menjanjikan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Maka yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya membuat pendidikan itu jauh lebih menarik. Sehingga tidak bisnis as usual tapi benar-benar menjanjikan sebuah masa depan yang menjadi lebih kreatif," tutup dia.
Sebenarnya sudah ditawarkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno beasiswa juga. Namun salah satu ABG Citayam, Roy, sudah menyatakan menolak dan memilih jadi kreator.