Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2

ADVERTISEMENT
Seorang buronan KPK yang kini diduga berada di luar negeri, ganti nama. Dia adalah Paulus Tanos.
ADVERTISEMENT
Plt juru bicara KPK Ali Fikri mengungkapkan nama yang digunakan oleh Paulus Tanos di luar negeri.
"Nama terbaru Paulus Tanos: Tjhin Thian Po," kata Ali saat dikonfirmasi, Kamis (9/2).
Pergantian nama Paulus Tanos ini disampaikan oleh Ketua KPK Firli Bahuri. Meski begitu, Firli mengatakan perubahan nama tersebut tak menjadi kendala dalam memburunya.
"Tetapi kita tidak akan pernah menyerah karena kita sudah tahu bagaimana proses peralihan nama dari PT menjadi TTP itu," kata Firli dalam konferensi pers bersama Presiden Jokowi di istana negara, Selasa (7/2).
Terkait Paulus Tannos, KPK belum membeberkan kapan tepatnya status DPO mereka berikan kepadanya. Adapun Paulus Tannos diumumkan KPK sebagai tersangka sejak Agustus 2019.
KPK sempat mengaku kesulitan memproses hukum yang bersangkutan karena tinggal di Singapura. Sejumlah saksi, termasuk anak Paulus, juga tinggal di sana.
ADVERTISEMENT
Dalam kasusnya, perusahaan milik Tannos, PT Sandipala Arthaputra, menjadi salah satu pihak yang diperkaya terkait proyek e-KTP. Perusahaan itu disebut menerima Rp 145,8 miliar.
Paulus Tannos merupakan salah satu dari 4 buronan KPK yang masih gagal ditangkap. Tersangka lain yang masih buron ialah Harun Masiku.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.