Ada 'Pagar Pelampung' di Laut Serangan Bali, Nelayan Sulit Cari Ikan

30 Januari 2025 14:41 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pantai Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pantai Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sejumlah nelayan di kawasan pesisir Pulau Serangan, Kota Denpasar, Bali mengeluh. Hal ini lantaran terdapat pelampung pembatas yang dipasang di sekitar laut.
ADVERTISEMENT
Pemasangan 'pagar' pembatas ini diviralkan nelayan setempat ke media sosial, Kamis (30/1).
Wakil Ketua Forum Krama Bendega atau Forum Nelayan di Pulau Serangan mengatakan, pelampung pembatas itu telah terpasang sejak 2018 lalu oleh pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali.
Pemasangan pelampung ini membuat nelayan kesulitan mencari ikan. Mereka tak bisa melintas di sekitar Pulau Serangan atau mendekati area KEK Kura-kura Bali.
"Jumlahnya (nelayan terdampak) ada sekitar 100 orang. Seluruh nelayan itu di sini yang terkait dengan pengembangan (KEK) Kura-Kura," katanya usai bertemu manajemen KEK Kura-Kura Bali kepada wartawan, Kamis (30/1).
Wakil Ketua Forum Krama Bendega atau Forum Nelayan di Pulau Serangan. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Loka mengatakan, pemasangan pembatas ini merugikan para nelayan karena jarak tempuh melaut lebih jauh dan biaya operasional melaut naik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pihak KEK juga memberikan rompi oranye bertuliskan "nelayan" bagi nelayan yang hendak memancing di dekat kawasan KEK. Hal ini membuat nelayan tak nyaman untuk memancing atau melaut.
"Hati nurani saya miris sekali, karena warna oranye (kayak) tahanan KPK," sambungnya.
Nelayan menuntut agar pihak KEK Kura-kura mencabut pembatas itu, identitas rompi dihapuskan dan akses ke Pantai Serangan diperbolehkan bagi masyarakat umum.
"Kami minta dicabut dan diberikan akses untuk fasilitas umum bukan masyarakat serangan saja, kan ada namanya milik negara, itu semua tidak ada terkecuali," katanya.

Penjelasan Manajemen KEK Kura-Kura

Presiden Direktur KEK Kura-Kura Bali Tantowi Yahya, mengaku sengaja memasang pagar pelampung demi keamanan dalam masa pembangunan KEK.
Hal ini lantaran petugas keamanan pernah menemukan adanya penumpukan BBM liar di pinggir pantai atau sekitar KEK Kura-Kura Bali.
ADVERTISEMENT
Tantowi tak mau mengungkap kapan temuan penumpukan BBM luar itu, namun temuan ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.
"Kalau pelampung itu, kalau dari aspek kita investor, perusahaan itu kan pengamanan, karena kita punya pengalaman sebelumnya, bahwa itu pernah ada penumpukan BBM liar ditaruh,di sana kan tersembunyi," katanya usai pertemuan antara manajemen KEK Kura-Kura Bali dengan nelayan di KEK Kura-Kura Bali, Kamis (30/1).
Presiden Direktur KEK Kura-Kura Bali Tantowi Yahya di KEK Kura-Kura Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Bantah Batasi Nelayan Melaut

Tantowi membantah pemasangan pagar itu untuk membatasi aktivitas melaut atau pemancingan nelayan dan warga setempat. Namun dia tak menampik memang membatasi akses masyarakat ke sekitar KEK Kura-Kura Bali untuk mempermudah pengawasan.
"Akses nelayan itu sebenarnya kita berikan tapi terbatas di nelayan di Desa Serangan, karena kami punya pola pikir bahwa tempat ini harus memberikan dampak semaksimal mungkin bagi masyarakat terdekat, yaitu Desa Serangan yang berprofesinya sebagian besar adalah nelayan. Untuk memudahkan kami berikan tanda (jaket oranye) supaya gampang aja proses monitor," katanya.
ADVERTISEMENT
Tantowi berencana membawa permasalahan pagar dan identitas nelayan masuk ke sekitar Pulau Serangan dalam rapat jajan direksi. Dalam rapat tersebut akan diambil keputusan tentang nasib pagar atau identitas nelayan dicabut.
"Tapi ini kalau dianggap sesuatu yang memberatkan tentu akan kami bawa ke dalam rapat manajemen untuk ditinjau kembali, sesegera mungkin," katanya.
Tantowi mengaku manajemen memang membatasi akses masyarakat umum masuk ke KEK Kura-Kura Bali. Menurutnya, ini demi keamanan dan keselamatan masyarakat saat proyek KEK dilaksanakan.
"Tapi adanya sedikit pelarangan itu untuk alasan keamanan, kedua ada proyek yang sedang berjalan," katanya.
Dia berkomitmen akses ke KEK Kura-Kura Bali bakal terbuka secara umum apabila pembangunan selesai.
"Nanti kalau ini sudah selesai terbuka luas untuk siapa pun, kita lagi bangun factory outlet, saat ini proses nya sudah 30 persen. Ketika dibuka, enggak mungkin ditutup, kita juga akan mengadakan pertunjukan, konser musik, enggak mungkin akses itu ditutup," katanya.
ADVERTISEMENT