Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ada Pemahat Ternama Uni Soviet di Balik Patung Tugu Tani
29 September 2017 13:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Tugu Tani atau nama resminya "Patung Pahlawan" tengah menjadi sorotan tajam. Sejumlah pihak menuding, patung tersebut merupakan simbol komunisme.
ADVERTISEMENT
Tudingan Tugu Tani terkait komunis sering dikaitkan dengan wujud patung yang berupa petani menyandang senjata api, yang mengingatkan pada ide Partai Komunis Indonesia (PKI) mempersenjatai petani sebagai angkatan kelima.
Menurut sejarwan LIPI Asvi Warman Adam, Tugu Tani bukan simbol komunisme, tapi lambang dari perjuangan pembebasan Irian Barat dari cengkeraman Belanda.
Barangkali alasan lainnya mengapa patung ini disebut komunis adalah karena pemahatnya berasal dari Uni Soviet.
Patung Pahlawan dibuat oleh pemahat kenamaan Uni Soviet Matvey Manizer. Pria tersebut lahir di salah satu kota terbesar di Uni Soviet, St Petersburg, pada 5 Maret 1891.
Darah seni mengalir deras dalam tubuh Manizer. Ia merupakan putra dosen seni Henry Manizer. Berkat ayahnya, Manizer berkeinginan kuat menjadi pematung demi melanjutkan tradisi turun menurun keluarganya.
ADVERTISEMENT
Seusai lulus sekolah menengah, Manizer melanjutkan studi di Sekolah Seni Teknik Menggambar Baron Alaxander von Stieglitz dan di Akademi Seni Uni Soviet.
Dikutip dari Soviet-art, setelah memperoleh ilmu dan pendidikan resmi, di awal kariernya Manizer mewujudkan karya seni pahatnya dengan tem klasik tradisional.
Dalam perjalanan kariernya, tema karya Manizer berubah menjadi revolusi. Ia pun banyak bergelut dengan proyek pembangunan monumen perjuangan di beberapa kota seantero Soviet.
Proyek pembuatan monumen Pemimpin Komunis Rusia Vladimir Lenin merupakan pekerjaan utamanya. Belasan patung Lenin berhasil diciptakannya.
Di samping Lenin, karya Manizer yang lain adalah beberapa monumen penyair Ukraina, Taras Shevchenko, di Kota Kharkiv.
Manizer juga dikenal luas banyak menghasilkan karya seni aliran realisme sosialis. Aliran tersebut mempunyai karakter pemuliaan simbol-simbol komunis seperti emansipasi kaum proletar --kelompok kelas dua di bawah kelompok kapitalis dalam ajaran Karl Marx-- yang diwujudkan dalam sebuah citra realistis.
ADVERTISEMENT
Dia meninggal dunia di Moskow pada tahun 1966.
Terkait pembuatan patung Tugu Tani, Asvi Warman Adam menjelaskan sejarah singkatnya.
Suatu ketika, Presiden Sukarno melawat ke Moskow, Uni Soviet. Di sana, Bung Karno bertanya kepada Dubes RI di Moskow, Adam Malik, siapa pematung terbaik untuk membuat karya bertema pembebasan Irian Barat.
Adam Malik langsung terbesit nama Manizer. Pematung itu pun tidak ragu menerima tawaran Bung Karno dan mengunjungi Indonesia untuk melakukan riset sebelum memahat karyanya.
"Si pematung bernama Manizer datang ke Indonesia, (dia membuat patung pahlawan) berdasar cerita rakyat tentang ibu yang melepas anaknya ke medan juang, dengan memberi bekal makanan," ucap Asvi kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (29/9).
Dikutip dari situs Historia, mantan Wakil Presiden Adam Malik merupakan orang yang mati-matian menyangkal dan menolak tuduhan Tugu Tani merupakan simbol komunis. "Dengan demikian patung tersebut bukan hadiah atau hasil pemikiran orang Soviet, melainkan pesanan dan pemikiran Bung Karno sendiri,” jelas Adam Malik.
ADVERTISEMENT