Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Semburan gas dan air di dekat lokasi padamnya Api Abadi Mrapen belum juga berhenti meski telah dilakukan upaya penutupan.
ADVERTISEMENT
Semburan air dan gas yang muncul dari aktivitas pengeboran air tanah alias sumur bor oleh salah minimarket di daerah sekitar di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Grobogan, itu terus muncul dan membuat warga sekitar pusing dan mual.
Diduga semburan gas itu penyebab Api Abadi Mrapen mati lantaran gas yang dihasilkan untuk membuat api tetap menyala bocor dari tempat lain.
"Iya kemarin kami dapat laporan, satu penghuni rumah yang paling dekat dengan sumber gas itu mengeluhkan pusing dan mual," ujar Kasi Energi Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, kepada wartawan, Selasa (6/10).
Sinung menjelaskan, bau pekat dari gas tersebut semakin parah di pagi hari.
"Gas itu kan bentuknya seperti fatamorgana, kalau pagi hari karena angin cenderung tenang jadi baunya berkumpul. Tapi kalau sudah siang, angin sudah kencang dan baunya tidak terlalu," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pihak perusahaan yang mengebor air tanah tersebut telah melanggar sejumlah peraturan.
"Sudah dibilangin jangan mengebor air di situ tapi masih ngeyel. Perusahaan itu juga tidak memiliki izin melakukan pengeboran air tanah, apalagi sampai keluar gasnya," tegas dia.
Selain itu, semburan air dan gas tersebut memiliki potensi rawan terjadi kebakaran.
"Rawan terjadi kebakaran juga, kena api sedikit saja bisa kebakaran itu," jelas dia.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )