Ada Usulan TNI Angkatan Siber Lengkapi AD, AU, AL: Berkaca dari Singapura

11 Agustus 2023 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan Angkatan Siber (DIS) Singapura berparade. Foto: Dok. Facebook DIS Singapore
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Angkatan Siber (DIS) Singapura berparade. Foto: Dok. Facebook DIS Singapore
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto, mengusulkan pembentukan Angkatan Siber untuk melengkapi tiga matra Angkatan TNI yang sudah ada: Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).
ADVERTISEMENT
Andi berkaca dari Singapura yang tahun lalu membentuk Angkatan Siber dengan nama resmi Digital and Intelligence Service (DIS).
Menurut Andi, Indonesia membutuhkan Angkatan Siber ini karena ada perubahan signifikan di bidang pertahanan siber.
"Dari situ mungkin baru dipikirkan apakah seperti Singapura kita butuh melompat untuk membentuk angkatan keempat, Angkatan Digital Indonesia," ucap Andi.
Singapura sudah mempersiapkan Angkatan Siber mereka sejak 7 tahun lalu dan diresmikan pada Oktober 2022. Saat ini Angkatan Siber Singapura sudah memiliki 3 ribu personel, yang jumlahnya akan bertambah menjadi 12 ribu dalam waktu 8 tahun.
"Mereka (Singapura) punya seragam hijau untuk AD, seragam putih untuk AL, seragam biru AU, dan abu-abu untuk Angkatan Digital dan Intelijen,” kata Andi.
ADVERTISEMENT

Sekilas Angkatan Siber Singapura

Pasukan Angkatan Siber (DIS) Singapura berpose dengan Presiden Halimah Yacob (berjilbab) Agustus 2023. Foto: Facebook DIS Singapore
Lalu seperti apa Angkatan Siber atau Digital and Intelligence Service (DIS) Singapura?
DIS adalah salah satu matra di Angkatan Bersenjata Singapura (SAF), di samping Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.
DIS resmi meluncur 28 Oktober 2022 sebagai tanggapan atas meningkatnya jumlah serangan oleh aktor non-negara dan kerusakan akibat perang dunia maya Rusia-Ukraina.
Untuk membentuk DIS, Singapura harus merevisi konstitusi dan UU SAF.
Sebelum Angkatan Siber dibentuk, SAF telah memiliki sejumlah organisasi untuk melawan ancaman siber. Hal ini sama dengan TNI yang juga telah memiliki sejumlah satuan di bidang siber.
Menhan Singapura Dr Ng Eng Hen (kanan) didampingi jenderal DIS berdialog dengan prajurit DIS, Agustus 2023. Foto: Facebook DIS Singapore
Pasukan Angkatan Siber (DIS) Singapura dalam parade militer . Foto: Facebook DIS Singapore
Pasukan Angkatan Siber (DIS) Singapura dalam parade militer. Foto: Facebook DIS Singapore
Adapun satuan siber di SAF sebelumnya adalah Komunitas C4I, Organisasi Siber Pertahanan, Komando C4 SAF7, dan Tugas Keamanan Siber.
ADVERTISEMENT
Dengan pembentukan DIS pada 2022, maka organisasi-organisasi siber yang sudah lama berdiri itu pun melebur.
Bidang kerja DIS antara lain dalam pertahanan psikologis, menangani ancaman domain digital, keamanan siber, dan intelijen militer.
Namun, meski ahli soal dunia maya, personel DIS tetap dilatih keahlian militer pada umumnya seperti kedisiplinan, baris-berbaris dengan membawa senjata, persenjataan, dan lain sebagainya.
DIS di dalam situsnya menerangkan bahwa cara berjuang kita telah berubah. "DIS bertugas melindungi ancaman yang terlihat dan tak terlihat, mengamankan sistem kritikal, dan melindungi way of life kita. Itu sebabnya DIS selalu waspada, online, 365,” tulisnya.

Tanggapan tentang Usulan Angkatan Siber

Sejumlah pihak telah memberikan tanggalan atas usulan pembentukan Angkatan Siber, sebagai angkatan keempat di lingkungan TNI.
ADVERTISEMENT
Menhan Prabowo memuju itu ide yang bagus. Namun, capres tersebut tak merinci lebih lanjut.
Kapuspen TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono menilai ide itu harus dikaji secara ilmiah.
“Kita kalau menuju ke sana berarti berpikir mulai dari runutan SDM-nya seperti apa, tamtama, korps-nya apa, bintaranya itu apa, kemudian perwiranya terus berjenjang, kemudian pengembangan kariernya seperti apa, kemudian cyber-cyber yang ada sekarang ini mulai dari BSSN, Satsiber-nya TNI, baik di matra maupun di Mabes TNI,” kata Julius.
Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menilai usulan Angkatan Siber perlu kajian secara ilmiah dan komprehensif.
"Katakan saja anggaran, kita tahu bahwa BSSN saja daya dukung anggarannya masih sangat minim. Nah, kalau ada angkatan baru TNI untuk siber bagaimana dukungan anggarannya nanti. Intinya sebagai ide oke dan menarik dan bisa jadi relevan tinggal dikaji saja secara ilmiah," kata Christina.
ADVERTISEMENT