Adi Kurnia Soal Video Belly Dance Direksi TransJ: Saya Tidak Serang Pribadi

16 Desember 2021 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evaluasi kinerja PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta oleh Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Evaluasi kinerja PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta oleh Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Adi Kurnia menepis tuduhan pencemaran nama baik mantan Direktur TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo soal video jajaran direksi TransJakarta menonton belly dance di sebuah restoran.
ADVERTISEMENT
“Intinya yang perlu digarisbawahi saya tidak menyerang pribadi, apalagi orang yang sudah almarhum. Saya tidak pernah sebut nama dan saya demi Allah tidak ada sebar video, itu perlu dicatat,” kata Adi saat dihubungi, Kamis (16/12).
Adi menegaskan dia tidak pernah menyebarkan video tersebut. Tujuan awal dia membahas perihal video tersebut di rapat Komisi B dengan TransJakarta adalah untuk menyampaikan laporan masyarakat.
“Saya sebagai wakil rakyat punya hak imun, saya sampaikan laporan masyarakat itu di rapat resmi (Rapat Komisi B), dan saya juga tidak pernah menyebarkan video itu walaupun faktanya ada,” lanjut politikus Gerindra itu.
anggota DPRD DKI Jakarta dari Gerindra, Adi Kurnia Setiadi. Foto: DPRD DKI Jakarta
Terkait ultimatum dari pihak keluarga Sardjono, Adi mengatakan tidak pernah berniat untuk menyinggung Sardjono. Tujuan Adi adalah menyampaikan laporan yang ditujukan kepada jajaran direksi yang lain.
ADVERTISEMENT
“Saya mau tegaskan, kalau kemarin ada pernyataan atau rilis dari keluarga almarhum, itu menurut saya salah alamat, salah alamatnya saya kan enggak serang pribadi orang, faktanya 4 direksi [lainnya] itu kan masih hidup,” jelasnya.
Adi mengatakan dirinya ingin menegur langsung jajaran direksi lantaran menganggap perbuatan menonton belly dance dengan menggunakan seragam TransJakarta tidak etis.
“Teman-teman jajaran direksi itu, rapat itu memakai atribut TransJakarta, baju seragam, itukan secara etik yang tinggal ditanyakan di BP BUMD (Badan Pengawas Badan Usaha Milik Daerah), ada enggak secara etiknya? Boleh nggak?,” jelas Adi.
Bus TransJakarta melintasi kawasan Bundaran Hotel Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sebelumnya pada, Senin (6/12) pekan lalu, Adi Kurnia menyinggung video jajaran direksi sedang makan bersama di sebuah restoran timur tengah yang menyajikan hiburan belly dance di rapat dengar pendapat antara pihak TransJakarta dan Komisi B DPRD DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut jajaran direksi yang masih dipimpin oleh Sardjono menggunakan seragam TransJakarta dengan posisi duduk membelakangi penari belly dance.
Terkait hal ini, Pihak keluarga tidak terima dengan pernyataan Adi dan meminta Adi melakukan pernyataan permintaan maaf.
“Kami pihak keluarga almarhum Sardjono Jhonny menyimpulkan ada tujuan tertentu dari oknum anggota DPRD DKI yang menyudutkan, mendiskreditkan, bahkan memfitnah dan mencemarkan nama baik almarhum,” sebagaimana dikutip dari pernyataan tertulis dari pihak keluarga mantan Direktur Utama TransJakarta Sardjono Jhonny yang diterima wartawan, Rabu (15/12).