Adu Kuat Kandidat KSAD: Dudung Abdurachman VS Eko Margiyono

4 November 2021 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolase Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono. Foto: Antara dan BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Kolase Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono. Foto: Antara dan BNPB
ADVERTISEMENT
Seiring dengan keputusan Presiden Jokowi memilih Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI, bursa KSAD juga mulai memanas. Setidaknya ada 17 jenderal yang berpeluang mengisi kursi yang akan ditinggalkan Andika Perkasa.
ADVERTISEMENT
Di antara 17 jenderal bintang 3 di TNI AD, setidaknya ada 2 nama yang kerap muncul dan jadi perbincangan sebagai calon kuat KSAD. Dia adalah Letjen Dudung Abdurachman dan Letjen Eko Margiyono.
Kandidat Kuat KSAD. Foto: kumparan
Kiprah keduanya memang tidak perlu diragukan lagi. Terutama saat penanganan pandemi corona di Jakarta dan sekitarnya. Tapi jauh sebelum itu, Dudung dan Eko sudah menempati sejumlah jabatan strategis di TNI AD.

Dudung Abdurachman

Kunjungan kerja Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman ke Batalyon Zipur 9 Kostrad. Foto: Dok. Kostrad
Letjen Dudung merupakan pria kelahiran Bandung, 19 November 1965. Setelah lulus dari Akademi Militer pada 1988, Dudung memulai tugasnya sebagai prajurit infanteri TNI AD.
Sebagai perwira berpangkat letnan dua hingga kolonel, Dudung banyak bertugas memimpin pasukan setingkat batalyon di jajaran Kostrad. Lalu menjadi Dandim Musi Waras dan Palembang saat masih menjadi Letkol.
ADVERTISEMENT
Dudung lalu memimpin Rindam II/Sriwijaya dengan pangkat kolonel. Pangkat jenderal bintang satu diemban pertama kali dalam tugasnya sebagai Wakil Gubernur Akademi Militer pada 2015-2016.
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman saat menjadi Pangdam Jaya/Jayakarta. Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
Setelah menempati sejumlah jabatan lain, Dudung kembali ke Akmil dengan jabatan Gubernur Akademi Militer dan berhak atas pangkat jenderal bintang 2 atau Mayjen.
Kabarnya, di sinilah Dudung dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Musababnya, Dudung secara khusus membuat patung Soekarno di Akmil. Megawati hingga Jenderal Andika Perkasa hadir dalam peresmian.
Setelah itu, kariernya semakin naik. Dudung lalu dipercaya menjadi Pangdam Jaya menggantikan Mayjen Eko Margiyono yang naik jadi Pangkostrad. Dudung meneruskan perjuangan melawan pandemi corona.
Di tengah tugasnya itu, Dudung jadi perhatian karena menurunkan spanduk Habib Rizieq di semua sudut Jakarta dan sekitarnya. Itu dilakukan tak lama setelah Rizieq pulang kembali ke Indonesia.
Patung Bung Karno di Kompleks Akmil Megelang, Jawa Tengah. Foto: Paulina Herasmarindar/kumparan
Tak sampai satu tahun jadi Pangdam Jaya, Dudung kembali menggantikan Eko. Kali ini, menjadi Pangkostrad karena Eko dipercaya menjabat sebagai Kasum TNI.
ADVERTISEMENT
Kontroversi Dudung belum berakhir. Dudung sempat menyatakan semua agama sama dalam salah satu pengarahannya kepada anggota. Pernyataan itu menuai berbagai reaksi publik.
Tak sampai di situ, hilangnya patung Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi Wibowo di Museum Kostrad juga jadi catatan. Ini pertama kali disampaikan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Dudung lalu memberi penjelasan, patung gitu diminta kembali oleh sang pembuatnya, yakni AY Nasution yang juga eks Pangkostrad.

Eko Margiyono

Pangdam Jaya MayjenTNI Eko Margiyono. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Nama Eko Margiyono memang tidak setenar Dudung. Tapi, kiprah militer pria kelahiran Semarang, 12 Mei 1967 itu juga tidak main-main.
Eko lulus dari Akademi Militer pada 1989. Setahun lebih muda dibanding Dudung. Bedanya, Eko lebih banyak bertugas sebagai prajurit infanteri Kopassus.
ADVERTISEMENT
Eko sempat bertugas sebagai Komandan Grup A Paspampres di era SBY tepatnya 2010-2012, sebelum akhirnya menjalankan tugas lain sebagai Danrem 061/Suryakencana dan Danrem 033/Wirapratama.
Mayjen Eko Margiyono dan Mayjen Madsuni Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pangkat jenderal bintang 1 diemban saat ditunjuk sebagai Kasdam Jaya. Dia lalu naik pangkat jenderal bintang 2 tak sampai setahun kemudian saat mengisi jabatan Gubernur Akademi Militer.
Tahun berikutnya, Eko kembali ke Korps Baret Merah. Kali ini dia memimpin langsung Kopassus sebagai Komandan Jenderal.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Pangdam Jaya, Mayjen TNI Eko Margiyono melakukan rapat kerja terkait Penanganan COVID-19. Foto: Dok. PPID Jakarta
Seperti tak ada arah melintang, Eko dipercaya menjabat sebagai Pangdam Jaya. Tak lama setelah itu, pandemi corona muncul. Dia bersama Yudo Margono yang saat itu masih menjabat sebagai Pangkoarmada I lalu naik menjadi Pangkogabwilhan I, mengurus segala keperluan penanganan corona, termasuk mengubah Wisma Atlet menjadi rumah sakit darurat corona.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono. Foto: dok BNPB
Duet keduanya dinilai cukup sukses mengendalikan corona saat itu. Keduanya lalu mendapat promosi. Eko naik bintang 3 sebagai Pangkostrad menggantikan Letjen Besar Harto Karyawan yang pensiun. Sedangkan Yudo jadi KSAL.
ADVERTISEMENT
Tak lama berselang, Eko diminta kembali ke Mabes TNI. Tugas barunya kini menjadi Kasum TNI sampai saat ini.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono saat memasuki lapangan apel serah terima jabatan di Makodam Jayakarta, Jakarta, Kamis (31/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Lalu siapa yang akan menjadi suksesor Jenderal Andika Perkasa? Menarik ditunggu.