Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Adu Pantun dan Sikeh Khas Betawi di Festival Palang Pintu
6 Mei 2017 14:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Apakah kamu warga Jakarta? atau tinggal dan memiliki KTP Jakarta? Jika iya, seberapa jauh kamu mengenal tradisi dan budaya Jakarta?
ADVERTISEMENT
Selain dikenal sebagai Ibu Kota Indonesia dan kota metropolitan, Jakarta juga identik dengan suku Betawi dan tradisinya. Namun tidak banyak orang yang tahu tradisi khas dan budaya Betawi, seperti Palang Pintu.
Budaya khas ini ditampilkan dalam acara tahunan Festival Palang Pintu, yang diadakan di kawasan Kemang Selatan, Jakarta Selatan. Tahun ini merupakan kali ke-12 festival ini diadakan.
Palang Pintu, merupakan tradisi asal Betawi yang dilakukan ketika pasangan muda mudi Betawi akan menikah. Sebagai permulaan, sebelum mempelai pria masuk, terlebih dahulu rombongan mempelai pria berjalan sambil melantunkan doa bersama iring-iringan rebana.
Saat kedua rombongan sudah berhadapan, perwakilan rombongan mempelai pria menghaturkan salam sembari mengajak perwakilan mempelai wanita berbalas pantun.
ADVERTISEMENT
"Jambu klutuk dari Pasar Minggu. Warnanya merah, pasti mateng. Hati saya dag dig dug, takut ane dan rombongan nggak dateng," kata perwakilan mempelai wanita menuturkan pantun.
"Pergi ke Ciawi lewat Pondok Ranji. Siangnya makan sekuteng. Bang, pantang bagi orang Betawi nggak datang penuhi janji," balas perwakilan dari mempelai pria. Pantun jenaka ini sontak membuat para pengunjung Festival Palang Pintu tertawa.
Namun, sebelum rombongan mempelai wanita mempersilakan rombongan mempelai pria masuk, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu adu pukul alias silat dan sikeh alias mengaji.
"Pohon mawar di pinggir sungai, warnanya merah harum wanginya. Kalau mau ngelamar Mpok Mine, kudu ada syarat-syaratnya dulu," ujar perwakilan mempelai wanita.
ADVERTISEMENT
"Kalau Bang Mamat bener anak Betawi, kudu bisa main pukulan dan ngaji," ujar perwakilan mempelai wanita lagi.
"Klo abang mau ke Ciawi, pulangnya tolong bawain gergaji. Malu Bang Mamat anak Betawi tapi nggak bisa mukul dan ngaji," balas perwakilan mempelai pria.
Masing-masing rombongan mempelai pun menghadirkan jawaranya masing-masing yang dianggap jago silat. Masing-masing jawara dari kedua mempelai akan beradu silat sebagai syarat pertama yang harus dipenuhi. Disini, jawara dari mempelai pria harus menang agar bisa melewati palang pintu mempelai wanita.
Sesudah adu silat, pihak mempelai wanita pun meminta perwakilan dari pihak mempelai pria untuk sikeh atau mengaji sebagai syarat selanjutnya. Jika restu sudah didapat dari mempelai wanita, rombongan mempelai pria pun dipersilakan untuk memasuki palang pintu mempelai wanita sembari menyerahkan daun pandan dan bunga.
ADVERTISEMENT
Wajib hukumnya bagi pihak mempelai pria untuk membawakan bingkisan, seperti roti buaya, parsel yang berisikan alat kosmetik, buah-buahan dan sayur-sayuran. Peserta Festival Palang Pintu ini pun, ada yang sengaja membawa kambing atau ayam yang masih hidup.
Jika ingin menyaksikan langsung palang pintu, kamu bisa datang ke Festival Palang Pintu di Jl. Kemang Raya Selatan, Jakarta Selatan. Festival ini berlangsung mulai hari ini sampai Minggu (7/5) besok.