Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Advokasi Susi untuk ABK Indonesia di Jepang
16 April 2017 10:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan ke Tokyo, Jepang, selama 5 hari sejak tanggal 10 sampai 15 April 2017. Dalam kunjungannya tersebut Menteri Susi bertemu dengan Presiden Japan Tuna Fisheries Cooperative Association, Jun Yamashita.
ADVERTISEMENT
Menurut Jun Yamashita, banyak sekali warga Indonesia yang bekerja pada kapal ikan Jepang. Sekitar 3.000 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal Asosiasi Pengusaha Perikanan Tuna Jepang.
Mereka umumnya bekerja di kapal-kapal yang berlayar ke Samudera Hindia, Pasifik, dan Atlantik. Mengetahui kabar tersebut, Susi meminta agar tidak adanya perbudakan ABK di kapal-kapal perikanan Jepang, terutama ABK yang berasal dari Indonesia.
“Mereka bilang tanpa bantuan ABK-ABK Indonesia, tidak bisa lagi mereka tangkap ikan tuna," kata Susi dalam keterangan tertulisnya kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (16/4).
Susi juga berharap agar ABK asal Indonesia yang bekerja di Jepang diberikan kehidupan yang layak. Kehidupan yang layak tersebut terdiri dari segi gaji yang cukup, akses terhadap kesehatan, sikap dan perlakuan.
ADVERTISEMENT
Ia juga meminta untuk mendata para ABK asal Indonesia yang bekerja di Jepang. Hal itu guna melindungi para ABK asal Indonesia dan memastikan hak mereka terpenuhi secara baik.
“Kalau kita sudah punya datanya, kita kan bisa pantau. Kita bisa pastikan ABK-ABK kita apakah mendapat perlakuan yang baik atau tidak, gajinya memadai atau tidak, dapat perlindungan asuransi atau tidak,” tambahnya.
Dia juga mengatakan selama ini Jepang sudah memperlakukan ABK Indonesia dengan baik. Namun, jika sampai ada perbudakan terhadap para ABK Indonesia, Susi tak akan ambil diam.
"Saya berterima kasih selama mereka (ABK asal Indonesia) diperlakukan dengan baik. Tapi kalau sampai saya dengar ada perbudakan, saya akan kejar sampai mana pun, dan mereka senyum-senyum (mendengar itu). Mereka sangat menghargai,” kata Susi.
ADVERTISEMENT