Afghanistan Bentuk Tim Runding untuk Berdamai dengan Taliban

28 November 2018 18:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bentuk tim runding untuk berdamai dengan Taliban. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bentuk tim runding untuk berdamai dengan Taliban. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)
ADVERTISEMENT
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Rabu (28/11) mengumumkan 12 orang yang menjadi tim perundingan perdamaian dengan kelompok Taliban.
ADVERTISEMENT
Pembentukan kelompok runding tersebut merupakan permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menginginkan agar Afghanistan dan Taliban kembali ke meja negosiasi.
Pengumuman tersebut disampaikan Ghani di pertemuan internasional di Jenewa, Swiss, yang digelar untuk merundingkan upaya perdamaian di Afghanistan. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi turut hadir dalam pertemuan itu.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)
Ghani menjelaskan 12 orang yang ditunjuk terdiri dari pria dan wanita. Mereka akan dipimpin Kepala Staf Kepresidenan Abdul Salam Rahimi.
Ia menambahkan, prinsip dasar yang akan dibawa tim perundingan damai harus memasukkan hal-hal penting seperti, menghormati konstitusi Afghanistan dan menolak intervensi kelompok teroris dan kriminal asing.
Wakil Sekjen PBB Rosemary DiCarlo memuji pembentukan tim damai. Ia berharap, dengan adanya tim tersebut maka pemberontakan Taliban yang sudah berlangsung 12 tahun bisa berakhir.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani merundingkan pembentukan tim negosiasi perdamaian dengan Taliban di Swiss. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani merundingkan pembentukan tim negosiasi perdamaian dengan Taliban di Swiss. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)
"Kami telah memiliki kesempatan yang sangat langka untuk memulai pembicaraan damai antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban," kata DiCarlo, seperti dikutip dari AFP, Rabu (28/11).
ADVERTISEMENT
"Kami tak boleh sia-siakan ini," sambung dia.