Afrika Selatan Dilanda Gelombang Ketiga COVID-19

11 Juni 2021 8:08 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pelajar di Afrika Selatan kembali ke sekolah untuk pertama kali setelah lockdown akibat virus corona di Cape Town, Senin (8/6). Foto: Reuters/Mike Hutchings
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pelajar di Afrika Selatan kembali ke sekolah untuk pertama kali setelah lockdown akibat virus corona di Cape Town, Senin (8/6). Foto: Reuters/Mike Hutchings
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Afrika Selatan memasuki gelombang ketiga pandemi COVID-19. Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) mengatakan, negara yang paling parah terdampak pandemi di benua Afrika ini telah mencatat 9.149 kasus corona baru pada Kamis (10/6).
ADVERTISEMENT
"Afrika Selatan secara teknis memasuki gelombang ketiga hari ini," kata NCID dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters.
NCID menjelaskan, Afrika Selatan telah melampaui rata-rata pergerakan 7 hari nasional dari 5.959 kasus menurut laporan Komite Penasihat Menteri (MAC). Penasihat MAC melaporkan gelombang kasus terbaru memiliki ambang rata-rata pergerakan 7 hari 30 persen dari insiden puncak gelombang sebelumnya, yang mencapai sekitar 10.000 infeksi dipicu oleh varian baru.
Afrika telah mencapai 5 juta kasus COVID-19, dengan wilayah selatan Afrika yang paling parah terkena dampaknya. Wilayah itu menyumbang 37 persen dari total kasus corona di Afrika.
Pembeli mengantri untuk membeli bahan makanan di toko Pick n Pay jelang lockdown di Afrika Selatan. Foto: REUTERS / Siphiwe Sibeko
Sementara Afrika Selatan menyumbang sekitar 34 persen dari total kasus positif, dan sekitar 43 persen dari semua kematian COVID-19 di benua itu. Hal ini pun terjadi di tengah akses vaksinasi COVID-19 yang masih minim.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, Prancis telah memutuskan untuk bekerja sama dengan Afrika Selatan untuk membantu negara-negara di Afrika mendapatkan akses vaksin corona. Hal ini disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam konferensi pers pada Kamis, menjelang KTT G7.
Macron menekankan, memiliki akses vaksin COVID-19 tidak boleh dihalangi oleh perselisihan tentang hak kekayaan intelektual.