Afsel Keluar dari Gelombang Omicron, Kasus Tak Bergejala Tidak Perlu Isoman

3 Februari 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan memberikan vaksin Sinovac untuk anak-anak dan remaja di Afrika Selatan, di Pretoria, Afrika Selatan. Foto: Siphiwe Sibeko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan memberikan vaksin Sinovac untuk anak-anak dan remaja di Afrika Selatan, di Pretoria, Afrika Selatan. Foto: Siphiwe Sibeko/REUTERS
ADVERTISEMENT
Afrika Selatan (Afsel) melonggarkan aturan isolasi mandiri (isoman) untuk kasus corona. Kebijakan ini diumumkan pada Senin (31/1) lalu.
ADVERTISEMENT
Mulai akhir Januari, periode isolasi bagi pasien dengan gejala dikurangi menjadi hanya tujuh hari. Sementara mereka yang tidak menunjukkan gejala tak lagi diharuskan melakukan isolasi mandiri (isoman).
Menteri Kepresidenan Afsel, Mondli Gungubele, menyatakan perubahan itu berdasarkan lintasan pandemi dan perkembangan kasus COVID-19.
“Amandemen ini didasarkan pada proporsi orang-orang dengan imunitas COVID-19 yang meningkat secara substansial,” tulis pernyataan Gungubele, sebagaimana dikutip dari Al-Jazeera.
Dia mengeklaim tingkat vaksinasi di negaranya telah melampaui 60-80 persen dari jumlah penduduk, sehingga kekebalan kelompok sudah terbentuk.
Seorang warga Afrika Selatan mengenakan masker pada sebuah bilik. Foto: Francois Guillot/AFP
Negara yang mencatat lebih dari 3,6 juta infeksi dan 95.093 kematian akibat corona itu pun menyatakan, telah keluar dari gelombang keempat corona akibat varian Omicron.
Sejak akhir Januari sampai awal Februari 2022, rata-rata penambahan kasus baru di Afsel konsisten di bawah 5000. Pada puncak gelombang empat yaitu Desember 2021, dalam 24 jam muncul 37 ribu lebih kasus.
ADVERTISEMENT
Afsel bahkan menyandang predikat salah satu negara paling terdampak corona di Benua Afrika. Saat ini Afsel sudah berada di kategori terendah dalam 5 tahap kewaspadaan COVID-19.
Karena itu, selain merombak aturan isolasi mandiri, rapat kabinet tersebut juga meninjau dilanjutkan sekolah full day. Mereka memutuskan siswa setingkat SD, SMP, dan sekolah khusus sudah dapat kembali bersekolah setiap hari. Aturan menjaga jarak fisik sejauh satu meter juga dihapuskan di sekolah-sekolah.
Gelombang keempat pandemi COVID-19 di Afsel terjadi sejak akhir November 2021. Di saat itu varian Omicron pertama kalinya muncul.
Varian yang lahir di Afrika ini menjadi biang kerok ledakan kasus di Afsel. Kini varian itu juga yang menyebabkan lonjakan COVID-19 di hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT