Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penyelidik Spanyol dan asing telah melacak pelaku pengiriman enam bom surat ke berbagai lokasi yang sebagian besarnya berada di Ibu Kota Madrid pada akhir November dan awal Desember 2022.
Target utama mereka adalah perdana menteri, menteri pertahanan dan diplomat asing. Salah satu bom tersebut lantas menyasar kantor sekaligus kediaman resmi PM Spanyol, Pedro Sánchez.
Serangan serupa menargetkan Kedutaan Besar AS dan Ukraina, serta Kementerian Pertahanan Spanyol. Tidak ada korban jiwa dalam rentetan serangan yang dianggap sebagai terorisme ini oleh AS.
Namun, seorang pegawai Kedubes Ukraina terluka ketika sebuah paket meledak. Dalam beberapa pekan terakhir, penyelidik lalu memusatkan perhatian pada Gerakan Kekaisaran Rusia (RID).
Kelompok radikal ini memiliki anggota dan rekanan di seluruh Eropa, serta berbagai pusat pelatihan gaya militer di Kota St Petersburg.
RID yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris global oleh Kementerian Luar Negeri AS tersebut diyakini memiliki hubungan dengan badan-badan intelijen Rusia. Polisi juga melacak hubungannya dengan organisasi sayap kanan Spanyol.
ADVERTISEMENT
Agen intelijen Rusia di balik kampanye pengeboman ini diyakini bekerja dalam Direktorat Intelijen Utama (GRU). Dalam beberapa tahun terakhir, salah satu badan intelijen Rusia itu melancarkan rangkaian tindakan rahasia yang mengerikan dengan impunitas.
Anggotanya terlibat dalam berbagai kegiatan bayangan dari campur tangan dalam pemilihan presiden AS pada 2016 hingga menembak jatuh sebuah pesawat sipil Malaysia di atas Ukraina pada 2014.
Salah satu bagian khusus dari badan tersebut—Unit 29155 yang agen-agennya termasuk veteran perang Rusia—melakukan percobaan kudeta dan pembunuhan untuk mencoba mengacaukan Eropa.
Unit ini sangat rahasia sehingga sebagian besar anggota badan intelijen tersebut pun mungkin tidak mengetahui keberadaannya.
Pejabat AS dan sekutu-sekutunya juga baru mengetahui tentang eksistensi unit tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Mereka menduga, perwira Rusia yang terlibat dalam aksi Spanyol adalah bagian dari Pusat Pelatihan Spesialis Tujuan Khusus ke-161 yang kantor pusatnya di Moskow menaungi Unit 29155.
Penyelidik Spanyol mengaku telah mengidentifikasi "orang-orang yang berkepentingan" yang mereka yakini terlibat dalam serangan akhir-akhir ini. Kecurigaan mereka tentang RID dan GRU memuncak segera usai bom-bom tersebut ditemukan pada akhir 2022.
Pejabat AS menyebut kemampuan untuk memanfaatkan RID sebagai kekuatan proksi terkadang berguna bagi intelijen Rusia.
Pasalnya, hal ini mempersulit negara-negara saingan untuk mengaitkan tindakan mereka dengan pemerintah Rusia.
Para pejabat mengatakan, perwira Rusia yang mengarahkan kampanye itu tampaknya bermaksud membuat pemerintah Eropa lengah dan menguji kelompok-kelompok proksi seandainya Rusia memutuskan untuk mengambil eskalasi dalam konflik di Ukraina.
Mereka menganggap tindakan ini sebagai sinyal bahwa Rusia dan proksinya dapat melakukan serangan teroris di seluruh Eropa, termasuk di ibu kota negara anggota NATO yang membantu mempertahankan Ukraina. Spanyol adalah anggota aliansi NATO.
ADVERTISEMENT
Negara itu berulang kali memberikan bantuan militer, kemanusiaan, dan diplomatik ke Ukraina. Alhasil, salah satu bom surat pun menyasar pembuat senjata di Zaragoza yang memproduksi peluncur granat yang diberikan Spanyol ke Ukraina, yakni Instalaza.
Satu bom lainnya dikirim ke Pangkalan Udara Torrejón de Ardoz.
Putin telah memberi badan intelijen militernya keleluasaan untuk mengembangkan dan melakukan operasi rahasia di Eropa.
Tetapi, AS dan Spanyol belum mengetahui sejauh mana Kremlin terlibat dalam operasi bom surat tersebut.
"Ini seperti tembakan peringatan," kata koordinator kontraterorisme Kemlu AS selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, Nathan Sales, dikutip dari The New York Times, Senin (23/1).
"Rusia mengirimkan sinyal bahwa mereka siap menggunakan proksi teroris untuk menyerang di wilayah belakang Barat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT