Ahed Tamimi Divonis 8 Bulan Penjara karena Tampar Tentara Israel

22 Maret 2018 8:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahed Tamimi (Foto: Ammar Awad/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ahed Tamimi (Foto: Ammar Awad/Reuters)
ADVERTISEMENT
Masih ingat remaja Palestina bernama Ahed Tamimi yang menampar dan menendang tentara Israel di Tepi Barat pada Desember 2017? Peristiwa penamparan itu membuat Tamimi dijuluki pahlawan bagi negaranya.
ADVERTISEMENT
Tamimi, saat itu, dikenakan 12 dakwaan di Pengadilan Negeri Israel, termasuk penyerangan, pelemparan batu, hingga memberi ancaman kepada tentara.
Dilansir dari Associated Press, pengacara Tamimi, Gaby Lasky, menyatakan Ahed mengaku bersalah dan menyetujui hukuman delapan bulan penjara. Hukuman itu merupakan bagian dari kesepakatan pembelaan dengan jaksa untuk menghindari tuduhan yang lebih serius. Ia juga didenda sekitar 1.400 dolar US atau Rp 19 jutaan.
Hukuman penjara yang didapatnya termasuk waktu yang dihabiskan gadis berusia 17 tahun itu sejak penahanannya pada Desember 2017. Ia kemungkinan dapat dibebaskan pada musim panas mendatang.
Lasky kemudian menyebut proses hukum Ahed sebagai lelucon, dan menganggap menghalangi remaja Palestina lainnya yang ingin melakukan penentangan yang sama seperti kliennya. Penyataan yang sama juga diungkapkan oleh ayah Ahed, Bassem Tamimi.
ADVERTISEMENT
"Ini ketidakadilan, pengadilan ini dirancang untuk menindas orang Palestina," ujar Bassem, Rabu (21/3).
Bassem menambahkan, mereka setuju dengan masa hukuman anaknya karena mereka diancam tiga tahun penjara.
Ahed Tamimi melawan tentara Israel (Foto: AFP/Abbas Momani)
zoom-in-whitePerbesar
Ahed Tamimi melawan tentara Israel (Foto: AFP/Abbas Momani)
Ia dan istrinya pun telah mengunjungi putrinya di penjara untuk pertama kalinya sehari sebelum penetapan hukuman. Bassem mengatakan, Ahed banyak menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan sekolah.
Keluarga Tamimi bukanlah keluarga sembarangan. Dikutip dari Reuters, keluarga Tamimi kerap melakukan protes terhadap pemukiman Israel di dekat kediaman mereka. Menara pengawas Israel berdiri di pintu masuk desa mereka, termasuk tentara-tentara yang berjaga di wilayah itu.