Ahli Beberkan soal Awan V atau Awan UFO di Wonosobo, dan Kecelakaan Sukhoi

6 September 2020 12:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awan berbentuk huruf "V" menampakkan fenomena alam di Wonosobo, Jawa Tengah.
 Foto: Dok.Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Awan berbentuk huruf "V" menampakkan fenomena alam di Wonosobo, Jawa Tengah. Foto: Dok.Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah awan berbentuk V yang tampak di langit Wonosobo, Jawa Tengah viral. Fenomena awan itu menjadi perbincangan publik.
ADVERTISEMENT
Tapi ya namanya publik, ada saja yang mengaitkan dengan pertanda tertentu, mulai dari gempa sampai dengan bencana alam lainnya.
kumparan mengkonfirmasi soal fenomena awan V ini ke ahli dari Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Dr Deni Septiadi.
Doktor Deni ini adalah ahli di bidang petir dan atmosfer. Lewat keterangannya Deni lalu menerangkan soal fenomena awan V itu dan juga awan berbentuk caping yang kerap muncul di kawasan pegunungan.
Pemandangan awan di langit Wonosobo, Jawa Tengah yang awalnya membentuk huruf "V" berubah menjadi kabut. Foto: Dok.Istimewa
"Apa yang terjadi di Wonosobo sebenarnya adalah awan yang sering terbentuk di dataran tinggi sekitar pegunungan yang dalam ilmu meteorologi disebut sebagai awan Lenticular (lenticular cloud)," kata Deni Minggu (6/9). Deni juga menerangkan soal awan ini lewat akun YouTubenya.
Deni menerangkan, aliran udara yang bergerak sepanjang permukaan akan mengalami turbulensi oleh adanya gunung, bukit bahkan bangunan.
ADVERTISEMENT
"Jadi dapat dikatakan bahwa awal pembentukannya adalah akibat adanya aliran udara lembap dengan kondisi atmosfer cenderung stabil (pagi hari) yang menjalar mengikuti bentuk gunung dan disebut sebagai "gelombang gunung" (mountain wave) kemudian terangkat dan mengalami pengembunan atau proses kondensasi hingga menjadi awan (Lenticular)," beber dia.
Puncak Gunung Merbabu dinaungi awan berbentuk topi. Foto: Instagram @johanjacob_oki
Disebut Awan UFO
Kemudian tambahan lagi, awan seperti itu kerap disebut juga sebagai awan UFO. Kenapa?
Dia menerangkan, pada kondisi tertentu, untaian panjang awan lenticular dapat terbentuk di dekat puncak setiap gelombang secara berurutan, menciptakan formasi yang dikenal sebagai "awan gelombang".
"Sistem gelombang ini dapat menghasilkan arus naik yang besar, kadang-kadang cukup untuk mengembunkan uap air dan menghasilkan presipitasi," tegas dia.
Awan mendung musim pancaroba Foto: Fajrin Raharjo/ANTARA
Kecelakaan Sukhoi
Deni juga menerangkan, awan lenticular yang sempurna, meskipun indah namun perlu diwaspadai oleh pesawat karena potensi turbulensi dan aliran udara ke bawah yang akan menghantam pesawat.
ADVERTISEMENT
"Aliran udara naik dan turun gelombang gunung sebenarnya dapat terlihat dari formasi awan Lenticular yang terbentuk sehingga seringkali dimanfaatkan oleh pilot glider untuk naik mendapatkan daya angkatnya," beber dia.
Ada 3 jenis awan lenticular
1. Alto-Cumulus Standing Lenticular (ACSL)
2. Stratus-Cumulus Standing Lenticular (SCSL)
3. Cirro-Cumulus Standing Lenticular (CCSL)
"Yang terjadi di Wonosobo adalah jenis Alto-Cumulus Standing Lenticular (ACSL) dengan ketinggian awan 3000-7000 m dari permukaan," jelas dia.
Sebelumnya di Indonesia awan jenis Lenticular sudah sering terjadi diantaranya :
• Gunung Agung (22/5/2020 pukul 09.30 WITA
• Gunung Tanggamus, Lampung (15/7/2020) pukul 06.00 WIB
• Gunung Rinjani, Lombok (17/7/2019) pukul 08.30 WITA
• Gunung Lawu, Magetan (3/10/2019) pukul 05.00 WIBA
ADVERTISEMENT
• Gunung Semeru (7/11/2019) pukul 05.30 WIB
Deni juga menerangkan, kalau dilihat lagi sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter).
"Jadi tentu secara geo-morfologis, awan-awan jenis Lenticular ini mudah tumbuh dan berkembang. Pagi hari dimana atmosfer cenderung stabil merupakan waktu ideal awan jenis ini tumbuh," tutup dia.