Ahli di MK: Kalau Bansos Pengaruhi Pilpres, Kenapa 02 Kalah di Aceh dan Sumbar?

4 April 2024 20:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Ahli pihak terkait, Hasan Nasbi di sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di Gedung MK, Jakarta, Kamis (4/4/2024). Foto: Dok Screenshoot Youtube Mahkamah Konstitusi
zoom-in-whitePerbesar
Ahli pihak terkait, Hasan Nasbi di sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di Gedung MK, Jakarta, Kamis (4/4/2024). Foto: Dok Screenshoot Youtube Mahkamah Konstitusi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ahli kubu Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi, membantah pernyataan ahli dari kubu Ganjar-Mahfud yang menyebut bantuan sosial mempengaruhi pemilih dalam Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Hasan pun menjelaskan kecerobohan yang dilakukan oleh Hamdi Muluk, salah satunya mengenai alasan pasangan Prabowo-Gibran tidak menang di Sumatera Barat dan Aceh.
"Yang kedua kecerobohan [Hamdi Muluk] menurut saya yang kedua adalah ketika ada penasihat hukum yang bertanya, 'Kenapa kalau bansos itu berpengaruh, kenapa Sumatera Barat dan Aceh berbeda?' Lalu jawabannya [Hamdi Muluk] adalah, 'Ya mungkin karena Sumatera Barat dan Aceh lebih tertarik pada figur tokoh bukan karena figur bansos'," kata Hamdi dalam sidang lanjutan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden 2024 di Gedung MK, Jakarta, Kamis (4/4) malam.
Hasan menyebut, jawaban yang dilontarkan oleh Hamdi tanpa data dan hanya berdasarkan profesional judgement. Meskipun berdasarkan profesional judgement, Hasan menegaskan hal itu juga harus diterapkan secara adil.
ADVERTISEMENT
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo saat memimpin sidang Sengketa Pilpres 2024, Kamis (2/4). Foto: Hedi/kumparan
"Kalau Sumatera Barat dan Aceh dianggap tidak memilih pasangan 02, atau memenangkan pasangan nomor 1 misalnya karena ketertarikan dengan tokoh, bisa juga 36 provinsi yang lain juga sama, mereka memilih karena ketertarikan terhadap tokoh, cuma tokoh yang dipilih beda," ucapnya.
Jika profesional judgement itu hanya berlaku di 2 provinsi saja, Hasan menegaskan itu berarti sama saja menghina 36 masyarakat di provinsi lainnya.
"Karena kalau kesimpulannya profesional judgement-nya adalah Sumatera Barat dan Aceh memilih karena ketertarikan terhadap tokoh, lalu 36 provinsi lainnya memilih karena bansos, itu menghina rakyat di 36 provinsi lainnya. Itu kecerobohan kedua menurut saya," terang Hasan.
Capres 02 Prabowo Subianto didampingi cawapres Gibran Rakabuming Raka berjoget usai pidato kemenangan Pemilihan Presiden 2024 versi quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lebih jauh, ia mengatakan selama 18 tahun pihaknya sudah tidak pernah lagi meneliti soal hubungan bansos dengan keterpilihan petahana.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau ada hubungannya, Pak Jokowi tidak bisa mengalahkan Foke. Kalau ada hubungannya, Pak Ganjar enggak bisa ngalahin Bibit. Kalau itu ada hubungannya, ya Ibu Khofifah enggak bisa ngalahin Saifullah Yusuf," pungkas dia.