Ahli KPU Ungkap 3 Kelemahan Sirekap Mobile

3 April 2024 9:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Marsudi Wahyu Kisworo ahli IT yang dihadirkan KPU dalam sidang lanjutan Sengketa Pilpres 2024 di MK, Rabu (3/4). Foto: Hedi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Marsudi Wahyu Kisworo ahli IT yang dihadirkan KPU dalam sidang lanjutan Sengketa Pilpres 2024 di MK, Rabu (3/4). Foto: Hedi/kumparan
ADVERTISEMENT
Guru Besar Ilmu Komputer Indonesia Universitas Bina Darma Marsudi Wahyu Kisworo mengungkap soal adanya kelemahan dalam Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) mobile.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Marsudi yang dihadirkan sebagai ahli dari pihak KPU dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Rabu (3/4).
Marsudi menyebut bahwa Sirekap terbagi menjadi dua jenis: Sirekap Mobile dan Sirekap Web. Marsudi menyebut bahwa cara kerjanya dimulai dari Sirekap mobile yang digunakan oleh KPPS.
“Sirekap mobile itu adanya di hp, itu yang ditampilkan kemarin-kemarin itu adalah Sirekap Mobile yang ada di KPPS, jadi yang digunakan KPPS mengupload data itu Sirekap mobile yang ada di dalam hp atau telepon seluler kemudian masuk ke Sirekap Web,” kata Marsudi di sidang MK, Jakarta, Rabu (3/4).
Kelemahan pertama, ialah terkait tulisan tangan. Sistem Sirekap menggunakan Optical Character Recognition (OCR) itu adalah alat yang dilatih untuk bisa membaca tulisan tangan menjadi angka yang ditampilkan secara komputasi.
ADVERTISEMENT
Marsudi menjelaskan, anomali bisa terjadi karena beberapa faktor, misalnya, karena tulisan tangan yang berbeda-beda.
“Kita tahu gerak tulis tangan berbeda, apalagi ada 822.000 TPS yang orangnya berbeda dan tulis tangannya berbeda, ada yang tulisannya bagus, tapi ada sebagian besar yang tulisannya kurang bagus bahkan jelek,” ucapnya.
“Stylenya saja bisa berbeda, ada menulis angka 4 seperti kursi terbalik, ada yang tertutup atasnya, demikian angka lain, 1 ada yang menggunakan topi ada yang tidak,” lanjutnya.
Kelemahan kedua, terkait kualitas hp masing-masing KPPS. Marsudi menyebut masalah pertama sering terjadinya anomali pada tampilan web dengan formulir C.Hasil adalah karena resolusi HP yang digunakan KPPS itu berbeda-beda.
“HP itu beda-beda mereknya beda-beda kualitasnya, ada yang kameranya bagus, ada yang kurang bagus, resolusinya beda. Akibatnya terjadi seperti terjadi contoh di atas, form C1 bisa beda-beda ada yang kualitasnya jelas, ada yang buram,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kelemahan ketiga, terkait kualitas kertas. Marsudi menyebut bahwa faktor tak sinkron antara C1 dengan Sirekap juga bisa terjadi karena pemindaian yang gagal karena faktor kertas yang terlipat. Sebab, ia menyebut teknologi OCR ini hanya nurut pada hasil pembacaan data secara berulang-ulang yang sudah dilakukan pelatihan.
“Jadi 3 sumber ini kenapa yang bisa menjelaskan ketika ditampilkan di web antara angka dan web itu antara angka dengan C1 bisa berbeda,” pungkasnya.