Ahli: Secara Astronomis, 1 Ramadan Jatuh pada 1 Maret 2025 di Semua Negara Islam

17 Februari 2025 14:25 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan hilal. Foto: Instagram/@daryonobmkg
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan hilal. Foto: Instagram/@daryonobmkg
ADVERTISEMENT
Peneliti astronomi Arab Saudi yang juga terlibat dalam pengamatan bulan sabit (rukyatul hilal), Majed Mamdouh Al-Rakhis, memastikan hari pertama Ramadan 1446 akan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025 menurut perhitungan astronomi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari media Saudi, Sabq, Senin (17/2), Majed menjelaskan bahwa bulan sabit tidak akan terlihat pada malam 29 Syaban bertepatan 27 Februari 2025, maka bulan Syaban akan memiliki durasi 30 hari. Hal ini sesuai dengan perhitungan Islam (syariah) dan astronomi. Syaban adalah bulan sebelum Ramadan dalam kalender Islam.
Suasana buka puasa hari pertama Ramadan di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (2/4/2022). Foto: wmn.gov.sa
Kalender Islam menggunakan penanggalan bulan (komariyah). Kalender ini didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Satu tahun komariyah terdiri dari 12 bulan, dengan setiap bulan terdiri dari 29 atau 30 hari.
Kalender komariyah digunakan untuk menentukan tanggal-tanggal penting dalam agama Islam, seperti Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Adapun Ramadan merupakan bulan ke-9.
Lebih lanjut Majed mengatakan bahwa beberapa negara di belahan Asia bagian timur bisa jadi akan memulai puasa pada 2 Maret jika mereka mengikuti pendapat sebagian astronom yang sebelumnya keliru dalam menentukan awal bulan hijriyah.
Jutaan jemaah mengikuti salat Tarawih sekaligus khataman Quran di Masjidil Haram di Makkah pada malam 29 Ramadhan 1444 H atau Rabu (19/4/2023). Foto: gph.gov.sa
Menurutnya, para astronom itu pernah menggenapkan bulan Rajab padahal belum genap dan mengurangi jumlah hari bulan Syaban padahal seharusnya sudah genap. Hal ini menyebabkan kesalahan dalam penetapan awal Ramadan di tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Majed berpendapat bahwa tahun ini tidak perlu menunggu rukyatul hilal (mengamati bulan) dengan mata telanjang maupun teleskop karena bulan Syaban memang genap 30 hari. Oleh karena itu, awal Ramadan akan jatuh pada 1 Maret di seluruh negara di dunia Islam.
"Semoga Allah menyampaikan umat Islam ke bulan Ramadan, memudahkan mereka dalam ketaatan, serta menerima puasa dan ibadah malam mereka,โ€ doanya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (12/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ormas Muhammadiyah yang menganut metode hisab telah mengumumkan 1 Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret.
"Berdasarkan hasil hisab maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 M," kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dalam konferensi pers, Rabu (12/2).
ADVERTISEMENT
Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika pada BRIN sekaligus anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, juga punya analisis berdasarkan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
"Berdasarkan analisisi garis tanggal, pada saat maghrib 28 Februari 2025 di wilayah Indonesia, posisi bulan telah memenuhi kriteria MABIMS di wilayah Aceh. Maka 1 Ramadan 1446 = 1 Maret 2025," ungkap Thomas dalam tulisan di akun pribadinya.
Paparan ahli BRIN Prof Thomas Djamaluddin soal datangnya 1 Ramadan 1446 H. Foto: Youtube/tdjamaluddin
Pemerintah akan mengadakan sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan lewat pengamatan bulan (rukyatul hilal) pada Jumat, 28 Februari 2025.
Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir tak menutup kemungkiann versi Muhammadiyah akan berbeda dengan pemerintah ataupun ormas Islam lainnya.
"Boleh jadi, nanti ada perbedaan-perbedaan dengan berbagai pihak, itu hal yang perlu kita kedepankan toleransi, kita sering terbiasa, saya yakin kita semakin matang dan dewasa," kata dia.
ADVERTISEMENT