Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Ahli Setuju TNI Isi Jabatan Sipil: Asal Fair, Jangan Tiba-tiba Dirut Bulog
3 Maret 2025 15:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Komisi I DPR menggelar rapat dengar pendapat dengan 3 pakar membahas rencana revisi undang-undang TNI. Mereka adalah Advisor Defense Diplomacy Strategic Forum Mayjen (Purn) TNI Rodon Persadon, Indonesia Center for Democracy Diplomacy and Defence Teuku Rezasyah dan Center for Geopolitics Risk Assessment Kusnanto Anggoro.
ADVERTISEMENT
Rapat hari ini mendengar masukan dalam rangka persiapan Revisi UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Komisi I sempat mempertanyakan apa urgensi TNI bisa masuk kementerian/lembaga. Sebab sebagian masyarakat khawatir ini menjadi pintu masuk dwifungsi ABRI.
Rondon mengatakan, sebagai pensiunan TNI, ia sepakat TNI bisa kembali mengemban jabatan sipil.
"Kita setuju mereka (TNI) bisa menjabat di sipil. Tapi argumen utamanya apa kita bisa jadi firm jabatan itu?" kata dia di Gedung DPR, Senayan, Senin (3/3).
Rondon memastikan tidak ada agende dwifungsi ABRI jika TNI bisa masuk kementerian/lembaga. Ia pun mengusulkan agar TNI yang masuk kementerian/lembaga menjalani proses seleksi dengan matang dan ketat.
"Engga mungkin dwifungsi karena ada faktor keharusan, pragmatis, sosial politik, kita tidak punya kekhawatiran," ucap Rondon.
ADVERTISEMENT
"Saya punya solusi, ada uji kompetensi, dipilih bukan karena kedekatan pribadi, jangan tiba-tiba jadi Dirut Bulog, Dirut Pertamina," kata Rondon.
"Kita dilatih dari letnan dua sampai pati, mesti fair, kalau tiap orang dapat kesempatan, makan uji kompetisi, bukan mentang-mentang TNI, tapi dia punya kemampuan," kata Rondo.