Ahli Usul Vaksin Janssen Diberikan 2 Dosis, Perlindungan Setara Pfizer

22 September 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Vaksin COVID-19 Janssen telah diterima Indonesia pada 11 September 2021 sebanyak 500.000 dosis. Vaksin produksi Johnson & Johnson ini merupakan hibah langsung dari pemerintah Belanda.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan vaksin corona lainnya, Janssen hanya membutuhkan sebanyak satu kali suntikan saja. Hal ini tentu dianggap jauh lebih praktis dibanding dengan vaksin lain seperti Sinovac dan Pfizer yang butuh dua dosis dengan jarak waktu 4 minggu dan bahkan AstraZeneca sampai 12 minggu.
Anggota Independent Allocation of Vaccines Group (IAVG) COVAX, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan dirinya yang tergabung bersama dengan para ahli lainnya membahas mengenai wacana pemberian vaksin Janssen sebanyak dua dosis.
Tjandra merupakan 1 dari 12 anggota IAVG yang bertugas untuk memvalidasi pendistribusian vaksin ke seluruh dunia melalui COVAX. Ia juga dikenal sebagai Guru Besar FKUI.
"Tadi malam 21 September dalam pertemuan yang saya hadiri bersama beberapa Pakar vaksin internasional kami bicarakan tentang hasil-hasil penelitian tentang bagaimana kalau vaksin Johnson & Johnson ini diberikan dua kali," kata Tjandra kepada wartawan, Rabu (22/9).
Anggota IAVG COVAX dan Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
Ia menambahkan, hasil penelitian yang dilakukan produsen Janssen menyebutkan vaksinnya mampu memberikan perlindungan hingga 94%. Angka ini hampir setara dengan pemberian dua dosis vaksin mRNA seperti Pfizer dan juga Moderna.
ADVERTISEMENT
"Angka ini sepadan dengan angka proteksi dari vaksin Moderna atau Pfizer yang memang diberikan dua dosis," kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.
"Pihak produsen juga menyampaikan bahwa tambahan dosis kedua vaksin Johnson & Johnson akan meningkatkan imunitas sangat baik dan juga melindungi dari infeksi yang amat berat," sambungnya.
Maka dengan vaksin Janssen yang diberikan sebanyak dua dosis ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan imunitas semakin tinggi lagi.
"Perkembangan ini tentu belum banyak dikenal luas di negara kita, karena selama ini yang selalu dibicarakan adalah pemberian vaksin Johnson & Johnson satu kali saja, suatu hal yang menguntungkan dari sudut aplikasi di lapangan," katanya.
Sehingga, dengan adanya perkembangan lanjutan dari vaksin ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan baru bagi pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Perkembangan baru ini tentu akan jadi kajian lebih lanjut pemerintah dalam menentukan kebijakan vaksinasi Johnson & Johnson yang baru beberapa hari sampai di negara kita ini," pungkas Tjandra.