Ahli Wabah: Kasus HIV di Burkina Faso Rendah karena Kesetiaan ke Pasangan Tinggi

1 September 2022 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman, menegaskan bahwa negara yang menerapkan praktik poligami tidak serta merta terhindar dari penyakit menular seksual HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
Dicky menyebut, fokus utama dari penularan HIV adalah perilaku seks yang tidak sehat.
"Jadi tidak atau jangan sampai dia otomatis dikatakan bahwa poligami akan menularkan penyakit atau sebaliknya poligami akan menyelesaikan masalah HIV," tegas Dicky Budiman melalui pesan suara, Kamis (1/9).
"Karena intinya adalah perilaku seks sehat, perilaku sehat, aman, [terlepas] bahwa dia mau poligami atau tidak," tambah Dicky.
Ahli penyakit menular dari Universitas Griffith ini menjelaskan bahwa bila seseorang melakukan seks bebas atau bergonta-ganti pasangan, maka potensi HIV akan jauh lebih besar terlepas dari apakah dia pelaku poligami atau tidak.

Studi Kasus di Burkina Faso

Dicky kemudian mencontohkan negara Burkina Faso. Negara di Afrika Barat tersebut merupakan negara dengan angka poligami yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2019 pelaku poligami di negara ini mencapai 36 persen penduduknya. Akan tetapi penduduknya yang menderita HIV tidak sampai 5.000 orang.
Alasannya, Dicky menyebut bahwa bila poligami dilakukan secara benar atau hanya melakukan seks di antara pasangan yang sah dalam hubungan pernikahan poligami tersebut, maka tidak jadi masalah.
"Nah, dari sisi Burkina Faso memang kelihatan bahwa kalau melihat sekilas bahwa kasus HIV Burkina Faso itu tidak tinggi bahkan cenderung menurun dari 1990 sampai 2019," kata Dicky.
"Tapi harus diingat bahwa di Burkina Faso, ya, kecenderungan ketaatan, kesetiaan terhadap pasangannya jauh lebih tinggi dibanding kalau misalnya dilihat di Mali [negara tetangga Burkina Faso]," jelas Dicky.

Kasus di Indonesia

Sementara itu, total kasus HIV di Indonesia per Juni 2022 mencapai 519.158. Virus ini menjangkiti ibu rumah tangga yang tertular dari suaminya yang 'jajan di luar', karyawan swasta, dan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Isu menghilangkan HIV dengan cara poligami sempat memanas setelah diusulkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Wagub Jabar ini sempat mengusulkan poligami untuk mencegah penularan HIV/AIDS. Poligami, kata dia, merupakan solusi bagi warga yang sudah menikah. Namun ia sudah meminta maaf atas pernyataan ini.
"Ya, daripada terkena penyakit itu, menurut saya solusi menekan angka penyebaran HIV/AIDS adalah menikah bagi anak-anak muda dan berpoligami bagi yang sudah nikah," kata Uu pada Selasa (30/8).
Namun, Uu kemudian minta maaf setelah idenya tidak mendapat sambutan positif dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan unsur masyarakat lainnya.
"Seandainya ada yang tersinggung, ya, saya minta maaf atas nama pribadi saya," ucap politikus PPP ini.
ADVERTISEMENT