Ahli Wabah UI: COVID-19 Turun Buat PPKM Tak Lagi Optimal, Fokus Vaksinasi

20 April 2022 16:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Dalam waktu 3 bulan belum ada terlihat penurunan kadar antibodi COVID-19 berdasarkan survei seroprevalensi Maret 2022. Hal ini disampaikan peneliti FKM UI Pandu Riono.
ADVERTISEMENT
"Yang kita lihat peningkatan kadar antibodi karena vaksinasi sudah meningkat dan ini yang tidak boleh tidak vaksinasi harus terus berjalan sampai semua penduduk divaksinasi sampai booster," kata Pandu kepada wartawan, Rabu (20/4).
Hasilnya memang 99,2 persen warga Jawa-Bali memiliki antibodi COVID-19. Lantas, apakah vaksinasi lantas bisa diperlambat?
"Jadi lonjakan kasus bukan hanya dipengaruhi oleh imunitas dipengaruhi juga oleh munculnya varian baru walaupun sekarang belum ada varian baru yang mencemaskan masih keluarga omicron baik BA2 atau BA2 atau ada yang akan kombinasi," ungkap dia.
"Tetapi ternyata sangat dipengaruhi juga oleh imunitas penduduk dampaknya ini yang menurut saya karena vaksinasi ke orang berisik0. Jadi strategi vaksinasi Indonesia yang prioritasnya pada lansia itu ternyata memberikan dampak yang positif," imbuh ahli Wabah UI itu.
ADVERTISEMENT
Artinya pemerintah harus terus dorong di wilayah yang vaksinasinya masih rendah. Misalnya di beberapa wilayah di Jawa Timur.
"Kalau dikatakan apakah PPKM jadi prioritas saya kira sudah bergeser sekarang. Bergeser artinya PPKM kan banyak sekali indikator yang harus dipenuhi peningkatan kasus, hospitalisasi, kematian dan sebagainya. Dengan adanya penurunan kasus yang konsisten maka PPKM tingkatnya penurunan levelnya akan rendah jadi tidak optimal lagi dari situasi seperti itu," urai Pandu.
Hasil survei seroprevalensi antibodi COVID-19 pada Maret 2022. Foto: Dok. FKM UI
Menurut Pandu, strategi pemerintah dan pihak terkait harus bergeser. Dan hanya memfokuskan pada memberikan kekebalan pada penduduk dengan mengikhtiarkan vaksinasi dengan target 70 persen populasi terima vaksinasi lengkap pada bulan Juni 2022.
"Kalau bisa nanti akhir tahun sudah lebih tinggi lagi mendekati 90% dan juga booster harus terus meningkat. Dan yang paling penting juga kita tetap prokes tetap dipertahankan," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Reporter: Devi Pattricia dan Rachel Koinonia