Ahli Wabah UI Kritik Keras Pesta Ultah Khofifah: Warga Dilarang, Mereka Boleh

23 Mei 2021 14:16 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa dan Wagub Emil Dardak saat mepaparkan update COVID-19 di Jawa Timur, Jumat (10/4). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa dan Wagub Emil Dardak saat mepaparkan update COVID-19 di Jawa Timur, Jumat (10/4). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pesta ulang tahun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang viral di media sosial terus menuai kritik karena dinilai tak memberi teladan bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satunya Ahli Wabah UI Pandu Riono. Ia mengatakan kepatuhan dan kepercayaan warga di masa pandemi akan menurun dengan adanya sikap seperti pesta dari pejabat negara.
"Dalam pengendalian pandemi, janganlah rakyat itu menjadi korban yang disuruh-suruh. Artinya kan tanggung jawab bersama-sama. Walaupun itu katanya bukan suruhannya Bu Khofifah, tapi kan itu bagian dari pejabat di lingkungan-lingkungan provinsi kan?" kata Pandu kepada kumparan, Minggu (23/5).
Pandu Riono. Foto: Dok. Pandu Riono
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jatim Heru Tjahjono memang telah mengklarifikasi sebagai orang yang menginisiasi ide pesta tersebut. Tujuannya untuk memberikan kejutan di hari ulang tahun Gubernur Khofifah dan Wakilnya Emil Dardak yang hanya berjarak satu hari.
Tapi menurut Pandu, Khofifah tetap berperan dalam menyetujui dan menikmati pesta tersebut. Harusnya Khofifah menolak.
ADVERTISEMENT
"Beliau ikut menikmati kerumunan itu. Kalau beliau tidak hadir ya bagus, berarti dia menolak. Tapi dia datang," tutur Pandu.
"Artinya dia merestui. Walaupun tidak berinisiatif tapi tetap aja beliau merestui kegiatan itu berjalan. Masyarakat itu tidak bisa dibohongi," lanjut dia.
Pandu mengingatkan kalau pejabat kerap menunjukkan perilaku yang tak konsisten dengan aturan di masa pandemi, bisa-bisa warga tak mau lagi disuruh patuh prokes. Sebab kedisiplinan masyarakat di Indonesia sangat bergantung pada contoh dari pemimpin.
"Menurut saya yang kalau perilaku pejabat dan masyarakat berbeda, kalau sekarang masyarakat disuruh 3M sudah enggak mau lagi. Karena itu: enggak ada contoh dari atas. Masyarakat kita itu sangat paternialistik," jelas Pandu.
"Tanpa [harus] diomongin, kalau mereka [pemimpin] benar benar konsisten melakukan itu [patuh aturan/prokes], masyarakat walaupun ini perintah akan oke. Karena masyarakat butuh keteladanan, butuh energi untuk menghadapi pandemi. Kalau enggak makin sulit [mereka patuh]. Di mana virusnya sudah beda, lebih sulit menghadapinya," pungkas dia.
ADVERTISEMENT