Ahli Wabah UI soal Saleh Daulay Marahi Kepala BPOM: Dia Jubir Terawan?

27 Agustus 2021 16:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Imunoterapi sel dendritik yang dikembangkan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kembali menjadi sorotan banyak pihak. Terbaru, Anggota Komisi IX dari Fraksi PAN, Saleh Daulay, sempat menyinggung perizinan produk yang dulu dikenal vaksin Nusantara tersebut dalam rapat kerja beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
Di hadapan para anggota Komisi IX lainnya, Saleh bahkan mempertanyakan integritas dan memarahi Kepala BPOM Penny Lukito.
"Ini kalau BPOM kayak gini gimana coba? Punya orang lain dipermudah, punya kita sendiri dipersulit. Makanya sampai sekarang vaksin Merah Putih enggak lahir-lahir, jangan-jangan dipersulit nih," kata Saleh kepada Penny dalam rapat kerja yang juga dihadiri Menteri Kesehatan, Rabu (25/8).
Sebelumnya, BPOM memang tak mengizinkan penerusan uji klinis produk besutan Terawan ini lantaran dianggap perlu dilakukan perbaikan.
Pernyataan Saleh ini lantas dianggap ahli sebagai kehebohan semata. Ahli wabah dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengatakan Saleh justru seperti juru bicara dari eks Menkes tersebut. Ia juga mengatakan vaksin ini hanya ditunggu oleh segelintir orang yang pernah menjadi pasien Terawan yang dikenal dengan praktik terapi 'cuci otak'.
ADVERTISEMENT
"Saleh Daulay jubir terawan ya. Gak ada [orang yang menunggu vaksin Nusantara], hanya sebagian komisi IX yang pernah berhutang budi dan orang-orang yang pernah dicuci otaknya oleh Terawan," kata Pandu kepada kumparan, Jumat (27/8).
Terkait Saleh yang terkesan menghujani Kepala BPOM dengan berbagai pernyataan, Pandu mengomentari bahwa Saleh sebenarnya hanya bertujuan untuk menyerang saja. Sebab, kemungkinan ia sendiri tak memahami persoalan seputar vaksin tersebut.
"Kelihatannya ia hanya ingin menyerang Ibu Penny saja, content-nya ia gak paham," tutup Pandu.
kumparan juga telah berupaya menghubungi Penny terkait hal ini. Namun hingga berita ini dirilis belum ada jawaban.