Ahmed Zaki Minta Toilet Sekolah Selalu Ada di Depan dan Dilarang Nyampah

22 September 2023 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemkab Tangerang melalui Kebijakan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mencanangkan berbagai program unggulan salah satunya Sanitasi Berbasis Pesantren (Sanitren).
zoom-in-whitePerbesar
Pemkab Tangerang melalui Kebijakan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mencanangkan berbagai program unggulan salah satunya Sanitasi Berbasis Pesantren (Sanitren).
ADVERTISEMENT
Kabupaten Tangerang dan Ahmed Zaki Iskandar bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Pengabdiannya selama dua periode sebagai pemimpin Kabupaten Tangerang menjadikan Bang Zaki, panggilan akrabnya, menjadi sosok yang melekat di hati masyarakat.
ADVERTISEMENT
Baktinya demi pembangunan Kabupaten Tangerang terlihat hingga penghujung masa jabatan yang berakhir 21 September lalu. Salah satunya ketika mendampingi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (Ketum PMI) Jusuf Kalla saat meresmikan Tangerang Volunteer Park dan Monumen Memorial Relawan Covid-19 PMI di Solear, Tangerang.
Dibangunnya monumen ini demi memperingati perjuangan para relawan yang meninggal akibat Covid-19. Bangunan ini juga membuat Kabupaten Tangerang menjadi satu-satunya daerah yang memiliki monumen relawan Covid-19.
"Ini juga tak lepas dari tangan dingin Ahmed Zaki. Pak Zaki selalu memposisikan diri sebagai jubirnya PMI, beliau sangat peduli, sehingga lahir kawasan yang bisa untuk area pendidikan dan latihan seperti ini," ucap Soma Atmaja, Ketua PMI Kabupaten Tangerang.
Ketika masa pandemi melanda, Bang Zaki senantiasa aktif memantau perkembangan penanganan Covid-19 dan tiada henti mengingatkan agar tidak memilah-milih untuk menangani pasien. Bahkan, Kabupaten Tangerang menjadi salah satu daerah yang banyak menampung pasien dari berbagai wilayah lain.
ADVERTISEMENT
"Bahkan Pak Zaki minta agar tempat pemakaman umum juga diluaskan agar tidak terpencar-pencar. Pak Zaki memang memilki empati yang tinggi," tambahnya.
Upaya Zaki terpancar dari beberapa program unggulan yang dijalankan, salah satunya bidang pendidikan yaitu Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Tidak hanya dari sisi akademik, peningkatan kesadaran diri terhadap lingkungan juga dilakukan melalui program Sanitasi Sekolah (Sanisek), Sanitasi Pesantren (Sanitren) dan Kurangi Sampah Kita (Kurasaki). Program Sanisek menjadikan WC sebagai fokus peningkatan sanitasi dengan meletakkannya berada di gerbang sekolah.
Toilet atau WC itu kan tempat paling horor selalu di belakang sekolah, pojok, gelap, bau, kotor, bahkan di beberapa sekolah tidak bisa dipakai sama sekali. Kita telah menjalankan program ini di 1.000 sekolah dari jenjang SD sampai SMA/SMK,” terang Bupati Zaki.
ADVERTISEMENT
Lingkungan pendidikan juga menjadi upaya pengurangan volume sampah melalui program Kurasaki dengan tidak menyediakan tempat sampah di sekolah dan membawa bekal dari rumah. Program GSM juga bertujuan untuk meningkatkan unit sekolah baru, ruang kelas, rehabilitasi sekolah serta membangun sarana prasarana pendukung pendidikan.
Ahmed Zaki Iskandar dalam serah terima Sanitasi Berbasis Pesantren (Sanitren). Foto: Dok. Istimewa
Dalam meningkatkan kesejahteraan, Bang Zaki juga mendukung program yang dilakukan masyarakat. Seperti yang dilakukan organisasi Jaringan Nurani Rakyat (Janur) yang melakukan kegiatan bedah rumah marbot masjid atas nama Pasmi yang berlokasi di Kampung Cituis, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat terus dilaksanakan demi pemerataan kualitas hidup masyarakat, utamanya pada sektor hunian layak ditinggali. Hal ini juga sejalan dengan program Gerakan Bersama Rakyat Berantas Kawasan Padat, Kumuh dan Miskin (Gebrak Pakumis Plus).
ADVERTISEMENT
Salah satu lokasi percontohan program itu adalah Desa Ketapang yang terletak di Kecamatan Mauk. Desa nelayan yang terisolir dan kumuh itu diperbaiki kondisinya melalui bedah rumah, pembangunan pipa komunal serta PDAM, dan konservasi mangrove untuk memperbaiki kesehatan lingkungan di kawasan tersebut.
Perubahan ini tidak merusak konsep desa nelayan, namun menyempurnakan kondisi wilayah tersebut dengan membangun fasilitas sanitasi. Berkat pembangunan itu, desa tersebut berhasil membudidaya ikan dan udang, tambak yang sebelumnya tidak produktif menjadi aktif kembali.
Desa lain juga siap mengikuti jejak perbaikan sanitasi tersebut, di antaranya Desa Kronjo, Desa Surya Bahari, Desa Tanjung Pasir dan Desa Marga Mulya. Untuk diketahui, kegiatan bedah rumah mencapai 5.666 unit, angka ini telah melebihi target RPJMD 2019-2023 sebanyak 5.000 unit.
ADVERTISEMENT
(LAN)