Ahok Sejak Kecil Hobi Nonton Rhoma Irama

18 Maret 2017 18:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dimas Aditya, Ahok dan sang istri. (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dimas Aditya, Ahok dan sang istri. (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengaku sejak kecil sering menonton film yang diperankan oleh Rhoma Irama. Hal tersebut diungkapkan Ahok saat menonton film "Bid'ah Cinta" bersama istrinya Veronika Tan di salah satu bioskop , Sabtu (18/3) sore.
ADVERTISEMENT
"Waktu kecil banyak nonton Rhoma Irama. Kalau di kampung, film itu paling laku," kata Ahok di Bioskop XXI TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3).
Ahok mengatakan hobinya menonton film itu dipengaruhi oleh ayahnya yang membangun usaha bioskop 'misbar' di sekitar rumah mereka.
"Bapak saya punya bioskop yang rendah sampai layar tancep. Misbar istilahnya kalau di kampung, gerimis bubar," ujar Ahok disertai gelak tawa.
Seusai bercerita soal hobinya itu, Ahok mengomentari soal film Indonesia yang sepi penonton. Menurut Ahok hal itu disebabkan karena monopoli industri bioskop saat ini berfokus pada masyarakat kelas menengah saja.
ADVERTISEMENT
"Makanya saya bilang kenapa industri film kita jadi kurang banyak penonton. Kalau dulu kan bisa putar kelas atas sampai sedang, bawah, sampai 'misbar', sekarang kan sudah hilang. Orang enggak mau bangun bioskop yang murah, tanahnya mahal," ujar Ahok.
Ahok mengimbau pemerintah daerah membangun kembali bioskop-bioskop di daerah untuk mendukung beragam film karya para sineas Indonesia.
"Nah sekarang kita kembalikan lagi. Siapa yang bisa mengembalikan? Pemerintah. Jadi Pemda yang harus buat bioskop-bioskop. Supaya film-film nasional pemutarannya panjang lagi," lanjut Ahok.
Menurut Ahok, Pemprov DKI berencana melakukan kerja sama dengan Perum Produksi Film Negara (PFN) untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat produksi film bertaraf internasional.
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan Jakarta bisa jadi pusat buat film. Orang luar negeri datang dia enggak usah bawa-bawa mesin, ini sudah ada daftarnya, sewa ini berapa, pemain dan kru berapa. Makanya kita mau bekerjasama dengan PFN. Kita pengen teknologi segala macem itu ada di jakarta. PFN kebetulan punya tanah yang besar," ujarnya.