AHY: Alutsista Penting, Tak Mungkin Perang Ngasih Tahu Dulu

7 Januari 2024 19:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono usai menghadiri Konsolidasi Internal Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat di Regale International Convention Center. Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono usai menghadiri Konsolidasi Internal Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat di Regale International Convention Center. Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Demokrat menilai alutsista begitu penting dalam kehidupan bernegara. Terkait hal ini diyakini juga akan menjadi isu penting dalam debat ketiga Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
"Ya alutsista itu menjadi hal yang penting negara itu harus punya kesiapan kapabilitas yang mumpuni," kata AHY di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
AHY kemudian mengungkap jargon terkenal terkait pertahanan, yakni Sivis Pacem Parabellum.
"Sering kita mendapatkan jargon dari zaman dulu hingga sekarang masih relevan, Sivis Pacem Parabellum. Jika sebuah negara ingin damai, jika kita ingin hidup damai di dunia ini maka kita harus siap berperang," ujar AHY.
Filosofi itu menurutnya harus dikedepankan dalam pembangunan negara. Ancaman perang selalu ada meski tak tahu kapan ia tiba.
"Maknanya dalam ini sebuah filosofi yang bisa diterapkan dalam pembangunan kekuatan pertahanan negara. Artinya betul ketika ditanya apakah ada ancaman langsung terhadap Indonesia saat ini," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Mungkin yang kasat mata tidak terlihat. Tapi sekali lagi tidak ada waktu persiapan khusus bagi negara untuk menghadapi konflik menghadapi sengketa, apalagi menghadapi perang. Korbannya saya ulangi, cost-nya tinggi sekali dan itu harus dipersiapkan dari waktu ke waktu," ungkap AHY.
Menurut AHY, perang tidak mungkin ada aba-abanya. Jadi, Indonesia pun harus siap dengan alutsistanya.
"Enggak mungkin perang dikasih tahu tahun dengan perang atau dua tahun lagi begitu. Apa yang terjadi di Ukraina dan Rusia misalnya memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia, termasuk dunia," katanya.
"Walaupun saya tetap menganggap penting kita harus meletakkan prioritas pembangunan pertahanan ini secara terukur dan tepat sasaran," tutup AHY.