Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sumut, Moeldoko , menyinggung telah terjadi pertarungan ideologis di tubuh Demokrat pimpinan AHY jelang 2024. Hal ini yang menjadi alasannya mau menerima pinangan jadi ketum, yakni untuk menyelamatkan Demokrat dari kekisruhan politik tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, alasan Moeldoko yang membawa-bawa ideologi dipertanyakan oleh AHY. Putra sulung SBY ini meminta Kepala Staf Kepresidenan itu untuk menjelaskan maksud tarikan ideologi yang disinggung sebelumnya.
"KSP Moeldoko harus menjelaskan apa yang dimaksud tarikan ideologi. Jika yang dimaksud masalah radikalisme, justru demokrat dengan asas nasionalis religius, menolak ideologi radikal tumbuh berkembang di Indonesia," ucap AHY dalam konferensi pers virtualnya, Senin (29/3).
AHY menegaskan Partai Demokrat selama ini berideologi Pancasila dan menjunjung tinggi kebinekaan. Menurutnya, dua hal itu sudah final, harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Tidak ada ruang bagi ideologi radikal, baik kiri dan kanan, di tubuh Demokrat. Demokrat juga konsisten lantang menolak eksploitasi politik identitas, termasuk membenturkan Pancasila dan agama yang hanya akan memecah belah bangsa," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, AHY menilai pernyataan Moeldoko yang menyebut terjadi pertarungan ideologi adalah fitnah. Ia telah meminta seluruh kader Demokrat yang terdiri dari beragam identitas untuk ikut menjelaskan isu pertentangan ideologi tersebut sebagai kabar hoaks.
"KSP Moeldoko harus bertanggung jawab atas pernyataannya kemarin karena itu menyakiti perasaan para penggagas dan pendiri. Tentu saja kami tidak bisa menerima segala bentuk upaya pembusukan terhadap integritas, prinsip, dan nilai-nilai yang Demokrat perjuangkan selama ini," tutur AHY.
AHY justru mempertanyakan, ideologi apa yang dianut Moeldoko. Sebab, tingkah polahnya justru merusak sebuah partai.
"Apa sebenarnya ideologi yang dianut KSP Moeldoko? Saya ulangi, kami juga patut bertanya apa sebenarnya ideologi yang dianut KSP Moeldoko? Apakah ideologi yang sifatnya memecah belah, fitnah keji yang tidak bertanggung jawab?" tutup dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Moeldoko mengungkapkan alasannya mau jadi Ketum Demokrat versi KLB Sumut, karena ia melihat terjadi pergeseran demokrasi dan pertarungan ideologis di tubuh partai jelang Pemilu 2024. Kondisi ini dilihatnya harus segera diselesaikan.
"Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat, tetapi juga menyelamatkan bangsa dan negara," tutur Moeldoko, Minggu (28/3).