AHY Janji Basmi Mafia Tanah di Ujung Masa Jabatannya

13 September 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR BPN), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR BPN), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebulan lagi, Agus Harimurti Yudhoyono, akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Menteri ATR/BPN di era Presiden Jokowi. Ada sejumlah tugas yang masih ingin diselesaikan.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari Kementerian ATR/BPN, tentu kami juga memiliki sejumlah program prioritas untuk dituntaskan. Misalnya untuk program nasional, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, PTSL, yang ditargetkan sampai dengan akhir tahun ini, sampai dengan Desember 2024 ini, mencapai 120 juta bidang tanah per daftar. Per hari ini sudah lebih dari 117 juta bidang tanah," kata AHY usai sidang kabinet di IKN, Jumat (13/9).
Artinya ada beberapa bulan ke depan yang perlu kita tuntaskan dan juga kita kawal. Termasuk, menurut dia, di bidang reforma agraria.
Baik itu penataan aset, maupun penataan akses, dan peningkatan ekonomi masyarakat dari berbagai program terkait.
"Lalu tentunya yang berurusan dengan upaya membasmi atau melawan kejahatan pertanahan. Ini dilakukan oleh oknum-oknum termasuk mafia-mafia tanah, ini juga terus kita kawal," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Agar kita bisa menyelamatkan potensi kerugian negara dari kejahatan pertanahan tadi, termasuk memberikan kepastian hukum bagi para investor yang akan hadir di Indonesia," sambungnya.
Terakhir, AHY menyebut yang penting adalah menolong mereka yang tanahnya diserobot pihak tak bertanggung jawab.
"Dan yang terakhir tentunya keadilan bagi masyarakat. Ini juga menjadi utama karena banyak sekali masyarakat yang tidak berdaya, masyarakat rentan, lemah, yang kemudian hak-haknya diserobot begitu saja dan tentunya perlu kita bela dan kita perjuangkan," tutup AHY.