Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
AHY: Moeldoko Tak Bisa Ambil Alih Demokrat, Sudah Kalah 16:0 di Pengadilan
11 April 2023 1:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Manuver Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk merebut Partai Demokrat belum berakhir. Moeldoko kembali berusaha lewat Pengajuan Kembali (PK) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, langkah Moeldoko tidak masuk akal. Dia yakin Moeldoko tidak akan menang.
"Jelas, sejak awal kami mengatakan, apa yang sedang dilakukan oleh KLB Moeldoko dan kelompoknya melalui peninjauan kembali (PK) Mahkamah Agung itu sebetulnya secara rasional tidak masuk akal, kemudian juga secara hukum kami sangat meyakini, tidak ada hal yang bisa membuat mereka menang," kata AHY saat membuka pasar sembako murah dan pembagian gerobak di DPC Partai Demokrat Kabupaten Bogor, Cibinong, Jawa Barat, Senin (10/4).
Menurut Putra sulung mantan presiden SBY itu, Moeldoko sudah 16 kali dikalahkan. Ini merupakan rangkuman gugatan Moeldoko dkk ke pengadilan.
"Karena 16 kali juga kami digugat selama ini, 16 kali juga kami bertemu di pengadilan, 16 kali juga kami memenangkan perkara itu, skornya 16-0," cetusnya.
"Tapi masih diupayakan lagi, di ujung-ujung disaat kami sudah fokus pada tahapan pemilu, lagi-lagi untuk mengambil alih partai demokrat," sambungnya.
ADVERTISEMENT
AHY menilai langkah Moeldoko untuk melemahkan oposisi dan menjegal Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres. Langkah itu juga syarat muatan politis.
"Mengganggu, melemahkan kekuatan oposisi, karena Demokrat adalah kekuatan oposisi dan juga untuk mengganggu terbentuknya koalisi perubahan. Jadi itu semua saya rasa lebih pada aspek politik bukan aspek hukum, karena aspek hukumnya hampir bisa saya mengatakan tidak ada celah apa pun. Tapi kalo ini aspek politik, kita juga harus melawannya dengan politik," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut AHY, alasan pihaknya pada tanggal 3 April memberi pidato secara terbuka agar masyarakat ikut sama-sama memantau yang dilakukan Moeldoko. Menurutnya ini menyangkut demokrasi di Indonesia.
"Mengapa? Karena lagi-lagi ini bukan hanya urusan Demokrat, Demokrat sudah pasti akan mempertahankan dirinya, mempertahankan kedaulatannya, kita akan lawan segala macam kedzoliman politik," imbuh AHY.
ADVERTISEMENT
"Tapi ini lebih besar lagi, ini masalah demokrasi, kehidupan demokrasi ini di Indonesia, kalo Demokrat bisa diperlakukan seperti itu, maka sama saja demokrasi kita bisa rontok dengan sendirinya. Jadi saya punya tujuan, punya niat yang baik untuk menyampaikan ini kepada masyarakat agar sama-sama mengawal, kami punya keyakinan kebenaran dan keadilan akan hadir," pungkasnya.
***
kumparan bagi-bagi berkah senilai jutaan rupiah. Jangan lewatkan beragam program spesial lainnya. Kunjungi media sosial kumparan untuk tahu informasi lengkap seputar program Ramadhan! #BerkahBersama