AHY soal Pemilu: Peristiwa 2019 Jangan Terulang, Persatuan Sangat Mahal Harganya

9 Januari 2023 0:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menggelar konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (8/1). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menggelar konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (8/1). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang pemilu 2024, partai politik terus berbenah untuk menggaet pemilih dalam kontestasi politik lima tahunan tersebut. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut, rangkaiannya sudah dimulai sejak 2023. Tahun ini adalah tahun politik.
ADVERTISEMENT
AHY berpesan kepada kader-kader partai Demokrat untuk menjaga demokrasi dan tidak termakan isu-isu miring.
"Peristiwa 2019 lalu jangan sampai terulang kembali. Persatuan ini sangat mahal harganya,” kata AHY saat melakukan sambutan di acara perayaan Natal Nasional Partai Demokrat, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (8/1).
AHY mengatakan, bahwa pemilu hanya bersifat sementara. Dia berpesan kepada kader Demokrat jangan sampai hal yang bersifat sementara ini membawa luka sebab ternodai dengan hal-hal negatif.
"Kita harus lawan SARA, black campaign, ingat [pemilu] sifatnya hanya temporer. Jangan sampai temporer tapi lukanya dalam sehingga diturunkan ke anak cucu," ujar AHY.
“Jangan pernah terpecah belah oleh isu-isu apa pun,” tambahnya.
Acara perayaan Natal Nasional Partai Nasional ini dihadiri oleh sekitar 1000 kader partai yang hadir secara langsung. Sementara itu, ada pula kader Partai Demokrat yang hadir secara virtual.
ADVERTISEMENT
“Kita berjuang untuk perubahan dan perbaikan, ada jalan alternatif, jalan lain dan kita pilih jalan itu,” tandasnya.
Selain Ketua Umum Partai Demokrat, turut hadir pula Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 Indonesia yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sekretaris Majelis Tinggi Andi Mallarangeng, dan sejumlah petinggi Demokrat lainnya.