Air Keras, Senjata Para Pendendam

11 April 2017 9:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Korban air keras. (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Korban air keras. (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
Serangan air keras menimpa penyidik KPK Novel Baswedan pagi hari ini, Selasa (11/4). Penyiraman air keras bukan barang baru di dunia kriminal seluruh dunia, bahkan terhitung sering terjadi, terutama sebagai bentuk intimidasi dan balas dendam.
ADVERTISEMENT
Serangan ini dilakukan dengan menyiramkan air keras atau air raksa ke wajah korban. Tujuannya untuk membunuh. Jika tidak tewas, setidaknya korban tersiksa secara fisik atau mental karena wajahnya yang rusak.
Biasanya yang digunakan dalam serangan ini adalah asam belerang atau air raksa. Paparan air keras bisa membakar kulit dan jaringan syaraf, membuat kulit meleleh seperti lilin terbakar api, menyebabkan kebutaan jika terkena mata.
Dalam laporan lembaga amal bagi korban air keras di Kamboja, Cambodian Acid Survivors Charity, disebutkan dampak psikologis bagi korban juga sangat besar. Korban serangan air keras akan malu untuk keluar rumah, rendah diri karena wajahnya rusak. Dampak ekonomi juga parah, korban tidak akan bisa lagi bekerja karena cacat wajah atau kebutaan.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 1990-an, Bangladesh adalah negara dengan jumlah penyerangan dengan air keras terbanyak di dunia. Menurut data lembaga PBB untuk wanita, UN Women, antara tahun 1999 hingga 2013, terdapat 3.512 kasus penyiraman air keras, terbanyak korbannya adalah wanita.
Korban Air Keras di Pakistan. (Foto: Reuters/Insiya Syed)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Air Keras di Pakistan. (Foto: Reuters/Insiya Syed)
Motivasi utama pelaku melakukan serangan ini kebanyakan adalah dendam asmara, seperti halnya yang terjadi di negara-negara Asia Selatan. Pelaku kebanyakan adalah pria yang ditolak lamarannya atau cintanya.
Penyebab lainnya adalah perebutan lahan dan kekerasan antar-geng kriminal. Di beberapa negara, serangan air keras terjadi akibat aktivitas sosial, politik dan keagamaan. Tidak hanya di Asia, peristiwa ini juga kerap terjadi di Eropa.
Pada tahun 2008, seorang petugas pembersih asal Bulgaria di Yunani, Konstantina Kouneva, disiram air keras. Serangan terhadap Kouneva terjadi karena wanita ini aktif menyuarakan soal kesejahteraan pekerja domestik dan imigran.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini memicu protes besar ribuan orang yang berujung kerusuhan di Yunani. Saat ini Kouneva menjadi anggota parlemen Eropa, namun luka di wajahnya jadi saksi kejamnya serangan dengan air keras.