Air PAM Warga Bandengan di Jakut, Berwarna dan Bau

5 Oktober 2019 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Air PAM berwarna dan bau di Bandengan, Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Air PAM berwarna dan bau di Bandengan, Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga Bandengan di Jakarta Utara tidak bisa menggunakan air PAM mereka untuk kebutuhan sehari-hari. Pasalnya air tersebut berwarna dan bau. Saat dikeluarkan dari keran, air tersebut berbuih.
ADVERTISEMENT
Napsiah (44) warga RT 05 mengatakan kondisi seperti itu sudah terjadi selama sebulan. Hal itu terjadi bukan hanya di rumahnya, tapi juga beberapa rumah tetangganya yang menggunakan saluran dari pipa Palyja.
"Yang mengalami itu RT 04, RT 05, RT 07. Pokoknya yang pakai Palyja saja. RT 05 ada 11 rumah yang pakai Palyja, kondisinya semua seperti itu," kata Napsiah di rumahnya, Sabtu (5/10).
Napsiah, warga Bandengan, Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Napsiah mengatakan, air yang keluar dari keran terkadang berwarna merah, ungu atau hijau. Ia mengaku tidak tahu mengapa air tersebut berwarna seperti itu.
"Padahal di sini sudah enggak ada sablon, jadi enggak mungkin karena itu," katanya.
Semenjak kondisi airnya seperti itu, Napsiah tidak pernah lagi menggunakan air PAM untuk kebutuhan sehari-hari. Ia memilih menggunakan air sumur untuk mandi dan air galon untuk minum.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah kayak begini enggak bisa kita pakai. Baunya soalnya bau got, bau busuk gitu. Sudah enggak berani buat pakai airnya, enggak mau ambil risiko," kata Napsah.
Air PAM berwarna dan bau di Bandengan, Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Air PAM berwarna dan bau di Bandengan, Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Warga lainnya dari RT 07, Neneng (48) mengalami hal yang sama. Kepada kumparan, ia menunjukan air PAM yang berwarna merah tersebut. Ia bahkan pernah membuang air di penampungannya karena berbau busuk dan berwarna.
"Saya enggak mau pakai air begini. Ini seperti air bekas bilas baju. Itu di toren (penampung air) kita sampai buang semua karena air seperti ini," kata Neneng.
Menurut Neneng, air yang bening baru bisa didapatkan pukul 03.00 WIB, namun itu pun masih berbau tidak sedap. Ia juga mengatakan tidak bisa selalu bergadang untuk menunggu air tersebut. Maka itu ia berharap agar Palyja cepat tanggap dengan masalah ini.
ADVERTISEMENT
"Biar Palyja tanggaplah, cepat-cepat dibenerin. Kalau kita telat bayar didenda, masa ini kita mau denda ke Palyja," kata Neneng.
Petugas melakukan pemeriksaan di Instalasi Produksi Air PT PAM Lyonnasise Jaya (Palyja) Pejompongan, Jakarta, Rabu (13/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Merespons hal tersebut, Corporate Communications & Social Responsibility Division Head PT Palyja, Lidya Astiningworo mengungkapkan, pihaknya tengah mengecek gangguan yang terjadi.
"Saat ini tim teknis Palyja sedang melakukan pengecekan dan penyisiran jaringan pipa untuk mengetahui gangguan suplai air yang terjadi di wilayah Bandengan Utara, Penjaringan, Jakarta Utara," kata Lidya dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Sabtu (5/10).
Ia juga mengungkapkan permintaan maaf atas gangguan tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi setempat terkait proses perbaikan yang telah dilakukan.
"Palyja juga melakukan koordinasi dengan institusi terkait seperti Kelurahan, RT, RW dan warga setempat untuk menginformasikan kondisi yang terjadi saat ini dan upaya-upaya perbaikan yang akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan," tulis Lidya.
ADVERTISEMENT