Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Air sungai di sekitar lokasi penemuan limbah padat berbentuk drum di bantaran Sungai Banjir Kanal Barat (BKB), Semarang, mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) jenis amonia. Uji sederhana laboratorium Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang menunjukkan kadar air sungai hampir mendekati ambang batas normal dalam air baku.
ADVERTISEMENT
"Masih batas wajar kandungan amonianya, sekitar 0,34 mg/ liter. Tapi ambang batas maksimal sesuai PP 82 tahun 2001 yakni 0,5 mg/liter," ungkap Kepala Bagian Produksi 1 PDAM Tirta Moedal, Harimurni, Selasa (9/7).
Harimurni belum bisa memastikan air sungai tersebut memiliki kandungan kimia berbahaya lainnya. Pihaknya harus melakukan uji secara komprehensif di laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.
Meski belum melampaui batas, kandungan amonia tersebut tetap akan membahayakan dan mencemari sungai jika turun hujan.
"Jika hujan, limbah itu bisa larut dan turun ke sungai, ini akan menambah kadar amonia dan zat kimia lain yang terkandung di dalamnya," ucapnya.
Selain uji sederhana, saat dilakukan uji fisik dengan tangan, air tersebut bisa menyebabkan iritasi pada kulit.
ADVERTISEMENT
"Secara fisik limbah ini mirip minyak jenuh yang padat, saat bersentuhan tangan ada rasa gatal di kulit," kata Harimurni.
Dari hasil temuan ini, pihaknya berharap Dinas terkait segera menindaklanjuti dengan uji laboratorium total. Sebab, masih ada kemungkinan kandungan zat kimia B3 lainnya.
"Kami menunggu (hasil) uji lab DLH, kami juga meminta limbah diisolasi agar tidak menyebar atau turun ke sungai. Bila perlu dibuang di tempat semestinya yang lebih aman dari masyarakat dan lingkungan," tegasnya.