Airlangga: Kader Golkar yang Positif Narkoba Tak Bisa Jadi Caleg

7 April 2018 15:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Airlangga di acara Orientasi Fungsionaris Golkar. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Airlangga di acara Orientasi Fungsionaris Golkar. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Golkar menargetkan mendapat 110 kursi dalam kursi pemilihan legislatif 2019. Salah satu upaya mencapai target tersebut, Golkar melakukan orientasi terhadap fungsionaris yang akan maju dalam pemilihan.
ADVERTISEMENT
"(Target Golkar) 110 kursi atau setara dengan 18 persen. Persiapannya itu salah satunya dengan pelatihan fungsionaris kita melatih Caleg yang siap memenangkan pilkada," kata Ketua Umum Golkar Airlangga Hartato, di Hotel Redtop, Jalan Pecenongan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/4).
Menurut Airlangga, target 110 kursi Golkar dapat menjadi sarana kader terbaiknya untuk duduk di Kursi DPR.
"Kursi ini menjadi akomodasi fungsionaris masuk di Senayan. Ini setara dengan 18 persen dari perolehan suara," ujarnya
Untuk mencapai target itu, dalam orientasi fungsionaris tingkat pusat, Golkar melakukan tes urine untuk mencegah kader terlibat kasus narkoba. Apabila terdapat kader positif narkoba, kata Airlangga, kader tersebut tidak dapat melanjutkan langkahnya sebagai calon legislatif.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
"(kader postif narkoba) Ya tidak bisa lanjut. Itu karena sesuai dengan partai integritas yang ditandatangani jadi kalau terlibat narkotika dan kena masalah hukum langsung selesai," kata dia
ADVERTISEMENT
Orientasi fungsionaris, kata Airlangga akan terus dilakukan hingga ke tingkat daerah. Hal tersebut dilakukan demi menyiapkan calon legislatif yang berkualitas.
"Orientasi fungsionais disiapkan untuk caleg. Setelah ini kita dorong tiap daerah melaksanakan. Dari pusat adalagi gelombang ketiga dan nanti kita dorong secara nasional daerah, provinsi, kemarin di Jateng sudah mulai dilaksanakan kemudian berikutnya kita monitor sampai bulan Juni," ungkap Airlangga