Airlangga Respons Misi Jokowi di Ukraina-Rusia Dinilai Gagal: Pangan Diutamakan

4 Juli 2022 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto pada pembukaan Panen Raya Nusantara di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto pada pembukaan Panen Raya Nusantara di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah pihak menilai kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia gagal membawa visi perdamaian. Bahkan, Presiden Vladimir Putin dalam keterangan persnya mengaku senang dengan kunjungan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Namun, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tak sependapat. Ia menilai, yang diutamakan Jokowi dalam kunjungan itu adalah terkait ketersediaan pangan.
“Pertama, yang diutamakan oleh Pak Presiden adalah misi terkait dengan ketersediaan pangan. Jadi Tentu itu pesan Bapak Presiden agar pangan yang ada baik itu wheat maupun pupuk bisa keluar ke global. Sehingga ketahanan pangan global bisa terjaga,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/7).
“Tentu itu jadi bagian dari proses perdamaian,” tegas Airlangga.
Bagi Airlangga, kunjungan Jokowi ke Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Vladimir Putin merupakan awal yang baik. Apalagi, Jokowi diterima dengan baik oleh kedua negara.
“Jadi ini awal yang baik. Tidak ada pemimpin negara yang diterima kedua belah pihak dalam waktu dekat. Hanya Pak Jokowi. Jadi, menunjukkan bahwa kedua pemimpin yang bertikai itu menerima kehadiran Bapak Jokowi,” tutur Airlangga.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Airlangga optimistis keberhasilan kunjungan Jokowi dapat dilihat dari stok pangan bisa keluar dari Rusia maupun Ukraina.
“Pesan Bapak Presiden agar pangan yang ada baik itu wheat maupun pupuk itu bisa keluar ke global, sehingga dengan demikian ketahanan pangan di global bisa terjaga. Nah, tentu itu menjadi bagian dari proses perdamaian dan proses perdamaian, kan, sebuah proses yang berjalan terus, bukan yang instan. Jadi ini merupakan awal yang baik,” pungkas Airlangga.