Airlangga soal Hasto Serang Prabowo: Ketum Partai Tak Ada yang Otoriter

13 Januari 2024 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) tiba jelang deklarasi dan pendaftara bakal calon presiden Prabowo Subianto dan bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka di Kertanegara, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) tiba jelang deklarasi dan pendaftara bakal calon presiden Prabowo Subianto dan bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka di Kertanegara, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto irit bicara merespons tudingan terhadap capres 02 Prabowo Subianto yang disebut otoriter.
ADVERTISEMENT
Tudingan ini disampaikan oleh Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto.
"Ketua umum partai tidak ada yang otoriter," kata Airlangga singkat saat hadir dalam Kampanye Tatap Muka Pemilu 2024 di Lapangan Pratu Pekak Rawiq, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (13/1).
Airlangga lantas disinggung bagaimana karakter kepemimpinan Prabowo jika menang pada Pilpres 2024. Namun ia memilih irit bicara.
Sebelumnya Hasto menyoroti kelakuan Prabowo dalam debat ketiga pada (7/1). Menurutnya, Prabowo sudah kalah debat tetapi tidak terima dan malah mengadukan capres 01 Anies Baswedan ke Bawaslu.
Dalam hal ini, Hasto menyebut Prabowo seorang yang emosional, otoriter hingga memiliki jejak pelanggar HAM.
"Nah, terlebih ini tidak terlepas dari karakter Pak Prabowo yang emosional yang sering mengeluarkan kata-kata kasar seperti etik ndasmu, kemudian goblok, tolol. Pernyataan yang seharusnya tidak dikeluarkan oleh calon pemimpin," katanya Kantor DPD PDI P DIY, Sabtu (13/1).
ADVERTISEMENT
"Ini menunjukkan bahwa benih-benih otoritarian itu akan bekerja kembali. Debat ya debat. Kalah debat tidak usah saling mengadukan. Apalagi dengan berbagai sentimen nyerang pribadi tidak ada yang diserang pribadi karena rakyat harus tahu," kata Hasto.