Ajudan Akui Sempat Tak Berani Jujur saat Diperiksa: Takut sama Pak Sambo

9 November 2022 12:54 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Yosua, Ferdy Sambo, tiba di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Yosua, Ferdy Sambo, tiba di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer, mengaku pernah mengubah keterangannya saat diperiksa penyidik terkait peristiwa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Ia mengaku sempat tidak berani berkata jujur saat diperiksa karena takut kepada bosnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terungkap dalam persidangan kasus pembunuhan Yosua dengan terdakwa Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal Wibowo. Romer menjadi saksi untuk dua terdakwa tersebut.
"Saudara Romer, berapa kali Saudara pernah berikan keterangan di penyidikan. Apakah tetap keterangan saudara?" tanya jaksa kepada Romer, Rabu (9/11).
"Tidak Pak, berubah-ubah," jawab Romer.
"Apa yang membuat Saudara memberikan keterangan berubah-ubah?" tanya jaksa lagi.
"Karena awalnya kami masih takut memberikan kejujuran," jawab Romer.
"Takut kepada siapa?" tanya jaksa.
"Takut saja," jawab Romer lagi.
Mulanya Romer nampak tak ingin mengungkap nama pihak yang ia takuti. Namun jaksa kembali menanyakan pertanyaan yang sama untuk menggali fakta.
"Takut apa, takut sama siapa?" tanya jaksa.
"Sama bapak," jawab Romer.
"Bapak siapa?" lanjut jaksa.
ADVERTISEMENT
"Pak Sambo," timpal Romer.
"Takut Ferdy Sambo?" kata jaksa menegaskan.
"Iya," jawab Romer.
Romer mengaku takut karena dalam peristiwa ini, sudah ada korban yang meninggal dunia. Yosua ditembak oleh Bharada Richard Eliezer sebanyak 3 sampai 4 kali atas perintah Sambo. Diakhiri dengan tembakan Sambo ke arah kepala Yosua.
"Takut saja, Pak. Sebenarnya kami takut aja karena ini sudah ada yang meninggal," kata Romer.
Irjen Ferdy Sambo (tengah) bersama sejumlah ajudan. Foto: Dok. Istimewa
Romer merupakan salah satu ajudan Sambo yang berada di luar rumah Duren Tiga saat peristiwa penembakan terjadi. Dia langsung bergegas masuk ke dalam rumah usai mendengar letusan tembakan.
Dia pun masuk ke dalam rumah dan melihat jenazah Yosua sudah bersimbah darah. Jaksa kemudian bertanya soal suasana di dalam rumah usai dia masuk.
ADVERTISEMENT
"Saksi terangkan ketika masuk di Duren Tiga karena dengar tembakan bertemu Ferdy Sambo, masuk ke dalam, bertemu Kuat Ma'ruf atau Ricky Rizal dulu?" tanya jaksa.
"Bang Ricky dulu," jawab Romer.
"Dalam BAP bilang terdakwa diam?" tanya jaksa.
"Betul," jawab Romer.
"Lihat ada kepanikan?" tanya jaksa.
"Saya memperhatikan Bang Ricky diam saja, saya tanya tidak dijawab," jawab Romer.
"Tidak ada kepanikan?" tanya jaksa menegaskan.
"Iya," pungkas Romer.
Kuasa hukum dari Putri Candrawathi, Arman Hanis berjalan masuk untuk mendampingi kliennya yang akan diperiksa oleh tim penyidik Bareskrim Mabes Polri di Jakarta, Rabu (31/8/2022). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
Terkait keterangan Romer yang berubah-ubah itu, jaksa tidak menggalinya lebih lanjut.
Namun dalam persidangan lain dalam perkara yang sama, salah satunya keterangan Romer yang disorot ialah soal sarung tangan yang dikenakan Sambo saat masuk ke rumah Duren Tiga.
Pengacara Sambo, Arman Hanis, mempertanyakan kesaksian Adzan Romer. Ia merupakan ajudan Sambo yang sempat melihat bosnya memakai sarung tangan hitam pada 8 Juli 2022 itu.
ADVERTISEMENT
"Karena sudah dua kali BAP, keterangan saksi Romer ini belum menjelaskan mengenai sarung tangan. BAP ketiga, baru saksi Romer ini menjelaskan sarung tangan. Kami minta diputarkan CCTV," kata Arman Hanis kemarin.
Merujuk dakwaan, disebutkan Sambo menggunakan sarung tangan saat tiba di rumah Duren Tiga, lokasi Yosua dieksekusi. Saat ia keluar dari mobil, senjata HS milik Yosua yang dibawanya sempat jatuh. Romer disebut hendak mengambilkan senjata itu tapi dicegah oleh Sambo.
Kala itu, Romer melihat Sambo memungut senjata tersebut menggunakan tangan yang sudah dibalut sarung tangan hitam.
Namun, Arman meyakini Sambo tidak menggunakan sarung tangan. Ia meyakini rekaman CCTV bisa membuktikannya. Sebab, saat rekonstruksi, ia mendampingi Sambo.
Foto alm. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Foto: kumparan
"Saat itu terdakwa FS memasukkan senjata ke saku tangan itu terlihat jelas, saya mendampingi Yang Mulia, itu terlihat jelas terdakwa tidak memakai sarung tangan," kata Arman.
ADVERTISEMENT
"Jadi mohon kami diputarkan, apabila JPU punya, silakan diputarkan. Kalau tidak, kami juga bertanya-tanya ke mana CCTV itu," imbuhnya.
Pernyataan ini kemudian disanggah jaksa. Jaksa menyatakan dirinya juga ikut dalam rekonstruksi dan tidak ada video pada saat itu. Jaksa ternyata mengacu pada timeline pada saat kejadian soal sarung tangan.
"Yang ada, timeline ketika itu, terkait dengan rekonstruksi yang ada Saudara Penasihat Hukum kan membantah, ya silakan tetapi kami meyakini berdasarkan keterangan saksi yang hadir dalam persidangan ini itu lah yang kami yakini," papar jaksa.
Usai sesi pemeriksaan Romer, Sambo sempat menyatakan sanggahannya. Ia menyatakan tidak pernah menggunakan sarung tangan. Selain itu, ia menyatakan bahwa pistolnya yang jatuh ialah bukan senjata HS milik Yosua. Melainkan pistol pribadinya yang mirip.
ADVERTISEMENT