Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Ajudan Kapolri, Ipda E, Dorong & Pukul Jurnalis Akhirnya Minta Maaf
7 April 2025 7:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ipda E, oknum anggota tim pengamanan protokoler Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permintaan maaf kepada pewarta foto Perum LKBN ANTARA, Makna Zaesar, atas inisiden kekerasan saat kunker di Stasiun Semarang Tawang, Sabtu (5/4).
ADVERTISEMENT
Permintaan maaf disampaikan usai pertemuan yang digelar di kantor Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah di Semarang, Minggu (6/4) malam.
Hadir dalam pertemuan tersebut Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto, yang mewakili Polri, Direktur Pemberitaan ANTARA Irfan Junaidi, serta pewarta foto ANTARA, Makna Zaesar; serta Ipda E.
"Saya menyesal dan menyampaikan permohonan maaf kepada rekan-rekan media atas kejadian di Stasiun Tawang," kata Ipda E.
Ia berharap ke depan akan semakin humanis, profesional, dan lebih dewasa dalam bertugas.
Sementara itu Makna Zaesar sudah menerima permintaan maaf tersebut. Meski begitu, ia mengharapkan tetap ada tindak lanjut secara institusi kepolisian atas insiden yang terjadi tersebut
Lebih lanjut, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto menyatakan, Polri menyesalkan insiden yang seharusnya tidak terjadi itu.
ADVERTISEMENT
Sekilas Kasus
Aksi kekerasan terhadap jurnalis terjadi di Stasiun Tawang Kota Semarang pada Sabtu (5/4). Sejumlah jurnalis jadi korban saat tengah meliput agenda Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang saat itu meninjau arus balik.
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam kekerasan tersebut. Kekerasan diduga dilakukan oleh ajudan Kapolri.
Dalam keterangan PFI dan AJI Semarang, kejadian bermula saat Listyo Sigit menyapa seorang penumpang yang duduk di kursi roda. Saat itu, sejumlah jurnalis dan humas berbagai lembaga mengambil gambar dari jarak yang wajar.
"Namun, salah satu ajudan tersebut kemudian meminta para jurnalis dan humas mundur dengan cara mendorong dengan cukup kasar," demikian keterangan dari Ketua PFI Semarang, Dhana Kencana dan Ketua Divisi Advokasi AJI Semarang, Daffy Yusuf, dikutip Minggu (6/4).
ADVERTISEMENT
Mengetahui hal itu, seorang pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar, menyingkir dari lokasi tersebut menuju sekitar peron. Sesampainya di situ, ajudan tersebut menghampiri Makna kemudian melakukan kekerasan dengan cara memukul kepala Makna.
Usai pemukulan itu, lanjut keterangan tersebut, ajudan itu terdengar mengeluarkan ancaman kepada beberapa jurnalis dengan mengatakan, "kalian pers, saya tempeleng satu-satu."
Sejumlah jurnalis lain juga mengaku mengalami dorongan dan intimidasi fisik, salah satunya bahkan sempat dicekik.
"Tindakan tersebut menimbulkan trauma, rasa sakit hati, dan perasaan direndahkan bagi korban, serta keresahan di kalangan jurnalis lainnya yang merasa ruang kerja mereka tidak aman," lanjut keterangan itu.
Aksinya terekam kamera dan viral di media sosial.
Kapolri Minta Maaf
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permintaan maaf atas dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh ajudannya terhadap jurnalis yang sedang meliput arus balik mudik di Stasiun Tawang, Kota Semarang, pada Sabtu (5/4).
ADVERTISEMENT
Sigit menyesali jika benar ada tindak kekerasan yang dilakukan oleh ajudannya. Sebab, kata dia, hubungannya dengan para jurnalis terjalin begitu baik. Dia bakal segera menindaklanjuti dugaan kekerasan itu.
"Saya cek dulu, karena saya baru mendengar dari link berita ini, namun kalau benar itu terjadi, saya sangat menyesalkan kejadian tersebut. Karena hubungan kita dengan teman-teman media sangat baik, segera saya telusuri dan tindak lanjuti," kata dia kepada wartawan pada Minggu (6/4).
"Secara pribadi saya minta maaf terhadap insiden yang terjadi dan membuat tidak nyaman rekan rekan media," sambungnya.