Jumat siang, pelataran Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Tiberias Bogor semarak oleh para pelajar SMP yang duduk-duduk sambil bermain gitar dan bernyanyi. Mereka tengah mengisi waktu sembari menunggu kawan-kawan muslim salat Jumat.
“Itu tahun 2009. Kami di situ sekadar gitar-gitaran, nyanyi-nyanyi lagu rohani. Awalnya kami cuma berempat, sampai akhirnya ada 20 orang di 2012,” ucap Yoshua, salah satu dari siswa Nasrani yang pertama kali mengajak teman-temannya “nongkrong” di gereja.
Kumpulan remaja tersebut memancing perhatian YB, seorang pengerja atau calon pendeta yang tengah magang di gereja itu. Ketika itu, YB belum menjadi pendeta. Ia adalah lulusan salah satu Sekolah Alkitab di Indonesia.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814