Akan Ada Aksi Bela Palestina di Patung Kuda saat Hari Konstitusi 18 Agustus

15 Agustus 2024 22:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers soal aksi bela Palestina yang akan digelar di Patung Kuda. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers soal aksi bela Palestina yang akan digelar di Patung Kuda. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi bela Palestina bakal kembali digelar di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Minggu (18/8) pagi bertepatan dengan peringatan Hari Konstitusi.
ADVERTISEMENT
Aksi itu diinisiasi oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP). Sejumlah tokoh dijadwalkan bakal hadir.
"Saya mengimbau seluruh rakyat Indonesia, umat lintas agama, khususnya umat Islam lewat organisasi dan lembaga Islam untuk ikut bergabung pada aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina pada hari Ahad 18 Agustus 2024 mulai jam 6 pagi," kata Ketua Komite Pengarah ARI-BP, Din Syamsuddin, ketika ditemui di kawasan. Jakarta Timur pada Kamis (15/8).
Din menambahkan pihaknya rutin menggelar aksi bela Palestina karena genosida yang dilakukan oleh Israel belum juga dihentikan sampai sekarang. Maka dari itu, sebagai warga Indonesia yang mencintai keadilan dan perdamaian, pembelaan terhadap Palestina mesti terus disuarakan.
"Sangat tepat dan relevan, kita peringati Hari Konstitusi itu karena kita menolak penjajahan Israel atas Palestina," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Di lokasi yang sama, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menilai Hari Konstitusi merupakan momentum yang sangat tepat untuk menyuarakan pembelaan atas Palestina. Sebab, dalam pembukaan UUD 1945 sudah termaktub jelas penolakan Indonesia atas penjajahan di muka bumi.
"Kepada pemerintah Indonesia yang sekarang maupun yang akan datang, kepada MPR yang sekarang maupun yang akan datang, agar betul-betul melaksanakan ketentuan konstitusi dengan tidak mengakui penjajahan Israel dan memperjuangkan Palestina," ujar dia.
Lebih lanjut, Hidayat menilai bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Israel malah semakin brutal belakangan ini. Maka dari itu, suara untuk menghentikan genosida harus terus disuarakan.
"Israel bukan berhenti dari penjajahannya tapi malah semakin brutal," kata dia.