LIPSUS- Perpanjangan jabatan Presiden- Jokowi-Prabowo

Akankah Prabowo Subianto Jadi Menteri Pertahanan?

20 Oktober 2019 11:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, justru mencuat menjadi calon menteri Jokowi di periode kedua. Bahkan, sejumlah sumber di lingkaran Gerindra atau koalisi Jokowi menyebut Prabowo menjadi kandidat menteri pertahanan jika partai tersebut resmi bergabung dengan koalisi pemenang pemilu.
ADVERTISEMENT
Kans Prabowo sebagai calon menteri yang disiapkan Gerindra dilontarkan pertama kali oleh Sandiaga Uno. Menurut dia, prinsip meritokrasi berlaku di Gerindra. Dari segi kemampuan dan pengalaman, Prabowo-lah yang berada di urutan pertama jika Jokowi butuh menteri Gerindra.
"Kalau di partai, urut kacanglah. Kader terbaik pertama ya Pak Prabowo. Dia penggagas itu. Pak Prabowo paling pantas itu," ucap Sandi di kediamannya di Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
Nama Prabowo sebagai calon menteri Gerindra memang muncul dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya, nama Edhy Prabowo-lah yang digadang-gadang menjadi calon menteri dari Gerindra. Sejumlah sumber di Gerindra dan koalisi Jokowi mengatakan Edhy akan menempati posisi Menteri Pertanian.
Namun, kini nama Prabowo Subianto yang justru dibahas. Permintaan posisi menhan ini, kata beberapa sumber, datang dari Gerindra. Sumber yang mengetahui pembahasan soal kabinet mengatakan, konsep merangkul lawan ingin diterapkan Jokowi di pemerintahan kedua.
ADVERTISEMENT
Sehingga, permintaan Gerindra ini dipertimbangkan. Apalagi, Gerindra merupakan pemenang kedua pemilu. Selain itu, Prabowo memenuhi salah satu kriteria menhan: yaitu berasal dari militer dan paham teritori.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) memeluk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Tapi, wacana ini tak selamanya mulus. Ada resistensi di internal koalisi Jokowi-Ma’ruf. Menerima oposisi saja masih sulit diterima oleh para pengusung Jokowi-Ma’ruf sejak awal khususnya NasDem, Golkar, dan PKB. Apalagi memberikan posisi menhan yang merupakan salah satu dari menteri triumvirat.
Menhan berarti membawahi TNI. Ada parpol koalisi Jokowi yang menilai terlalu riskan bagi Jokowi memberikan kendali atas TNI kepada Prabowo. Alasan lain, Menhan memegang pos anggaran yang besar. Memberikan kursi menteri, apalagi menhan hanyalah memberi karpet merah atau keuntungan kepada Gerindra dan Prabowo.
ADVERTISEMENT
Menanggapi wacana Gerindra masuk kabinet, Ketua DPP Golkar TB Ace Hasan Syadzily, mengatakan, idealnya Gerindra tetap berada di luar kabinet. Menurut dia, koalisi dengan Gerindra cukup dilakukan di ranah legislatif bukan eksekutif. Selain itu, ia menilai, harusnya parpol pengusung Jokowi-lah yang diprioritaskan dalam kabinet.
Ace juga mengkhawatirkan adanya potensi Gerindra tak solid mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, atau justru jadi duri dalam daging.
“Kita punya pengalaman, ada beberapa partai yang dulu tak menjadi bagian dari pemerintahan tapi kemudian masuk. Tapi setelah masuk, posisinya masih tetap kayak oposisi. Padahal, pemerintahan Jokowi ini butuh dukungan yang solid,” kata Ace kepada kumparan, Jumat (18/10).
Senada dengan Ace, Ketua DPP NasDem Irma Chaniago khawatir masuknya oposisi hanya memberi dampak buruk pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Irma mengatakan, jika oposisi bergabung dengan koalisi pemerintah, maka mereka harus memiliki komitmen yang kuat dan konsisten mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
"Jangan kemudian jika parpol mau bergabung ke pemerintah, malah menjadi duri dalam daging. Tapi kemudian kalau dia mau sama-sama membangun di dalam pemerintahan secara konstruktif, melakukan kritisi secara elegan kenapa tidak. Yang kita tolak itu parpol yang sudah masuk tapi gerogoti dari dalam," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak memastikan Prabowo belum pernah membahas soal menteri dengan Jokowi. Soal Prabowo Subianto jadi menhan, Dahnil mengatakan hal itu hanyalah isu belaka.
“Itu isu ya. Pak Prabowo tak pernah bicara soal menteri apa. Yang jelas, beliau bicara konsepsi. Gimana mungkin dibahas apabila tidak ditawarkan,” kata Dahnil.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten