Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
AKBP Untung Sangaji, dari Aksi Heroik Bom Thamrin hingga Bina Waria
2 Februari 2018 19:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh memberikan apresiasi atas langkah dan sikap Kapolres Aceh Utara, AKBP Ahmad Untung Surianata. Perwira menengah Polri itu dinilai telah melakukan pembinaan terhadap wanita pria (waria) yang kini telah kembali menjadi pria seutuhnya.
ADVERTISEMENT
Meski diapresiasi warga Aceh, namun tak sedikit yang mengecam tindakan tersebut dan beranggapan bahwa Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Surianata atau Untung Sangaji, melakukan pelanggaran HAM.
Lalu siapa sebenarnya AKBP Untung yang berani mempertaruhkan jabatannya demi membina waria di wilayah kerjanya?
1. Kelahiran Maluku
AKBP Ir. Ahmad Untung Surinata, pria kelahiran Waimital, Kiratu, Seram Bagian Barat, Maluku, lebih dikenal dengan nama AKBP Untung Sangaji. Ia merupakan seorang Perwira Menengah Polri yang sejak 14 November 2016 menjabat sebagai Kapolres Aceh Utara.
Pria yang lahir pada tahun 1966 ini berpengalaman dalam bidang polair. Jabatan terakhir perwira Polri sebelum menjadi Kapolres Aceh Utara adalah Pamen Pusdikpolair Lemdiklat Polri.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil Untung sudah mendapat didikan yang sanagat keras dari sang ayah, pasalnya ayah Untung Sangaji adalah seorang anggota Yonif 733 BS. Sempat mengikuti pendidikan karier si TNI AL pada tahun 1994, ia kemudian keluar dan mendaftar sebagai anggota Polri pada tahun 1995. Lulus dari AKPOL ia kemudian mengemban tugas di Polair Mabes Polri di Jakarta.
2. Kejar dan Lumpuhkan Pelaku Teror di Sarinah
Namanya mulai mencuat ketika terjadinya teror dan ledakan di bom dan aksi baju tembak yang terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin Jakarta Pusat yang begitu menggemparkan seluruh dunia, pada 14 Januari 2016. Penampakan dirinya dengan baju putih yang lagi menembakan pistol sempat membuat banyak pihak bingung.
ADVERTISEMENT
Saat itu AKBP Untung Sangaji berhasil melumpuhkan pelaku teror bom Sarinah dengan aksinya yang cukup heroik. AKBP Untung Sangaji awalnya justru yang dicurigai sebagai teroris karena mengendap-endap sambil membawa pistol, namun belakangan baru diketahui bahwa aksinya tersebut adalah untuk menembaki teroris.
3. Sempat mundur dari Polri untuk jadi Bupati
Setelah peristiwa teror bom di Sarinah, sejumlah perwira ada mendapatkan kenaikan pangkat, promosi atau menempuh pendidikan. Namun, Untung Sangaji termasuk yang tidak mendapatkan meski paling menonjol dan berjasa melumpuhkan pelaku teror dalam peristiwa tersebut.
Untung Sangaji sempat kecewa dengan kebijakan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat itu yang tidak memberikan promosi pangkat untuknya. Ia pun sempat ingin maju mencalonkan diri sebagai Bupati Seram Bagian Barat. Badrodin lalu mencoret nama Untung yang menurutnya lagi dipersiapkan untuk menjadi kapolres.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah Badrodin Haiti pensiun dari Kapolri, Untung Sangaji akhirnya mendapatkan jabatan kapolres. Ia resmi dilantik pada November 2016, sebagai Kapolres Aceh Utara menggantikan AKBP Wawan Setiawan yang menjadi Wadir Reskrimsus Polda Aceh.
4. Bangkit dan Jadi Kapolres Aceh Utara
Sempat kecewa karena tidak dapat promosi pangkat untuknya, akhirnya tiba juga waktu yang membahagiakan bagi Untung Sangaji yang dipromosikan menjadi Kapolres Aceh Utara.
Untung menjadi salah satu dari 165 prawira yang mendapat promosi dari Jenderal Pol Tito Karnavian yang menjabat sebagai Kapolri. Ini sesuai Surat Telegram Kapolri bernomor ST/2754/XI/2016, tertanggal 14 November 2016. AKBP Untung Sangaji dipromosikan sebagai Kapolres Aceh Utara.
Ia menggantikan AKBP Wawan Setiawan yang diangkat dalam jabatan baru sebagai Wakil Direskrimum Polda Aceh.
ADVERTISEMENT
5. Punya pistol bergambar tengkorak dan malaikat yang miliki makna
Setelah aksi heroiknya Untung Sangaji, memamerkan pistol yang ia gunakan saat baku tembak dengan pelaku teror di Sarinah. Ada gambar gambar yang cukup menarik di pistolnya.
Pistol tersebut terdapat gambar tengkorak, walaupun hanya gambar asal tempel saja, menurutnya makna logo tengkorak tersebut berarti berbuat baiklah sebelum mati, dan disebelahnya ada simbol malaikat pencabut nyawa yang artinya jangan ragu-ragu menghantam yang jahat.