Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Masyarakat Depok tampak akan merasa lebih aman setelah polisi menangkap laki-laki berinisial H (18). Dia adalah ketua geng Jembatan Mampang (Jepang) yang kerab beraksi di Depok, Jawa Barat. H ditangkap di daerah Bogor pada Rabu (27/12) bersama ketiga rekannya.
ADVERTISEMENT
“Polres Depok sudah menangkap 4 orang kembali, yang pertama inisial H, yang mengakui sebagai ketua kelompok,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (27/12).
Berhentinya petualangan Geng Jepang bermula setelah beredarnya sebuah rekaman CCTV aksi penjarahan sebuah distro (distribution store atau distribution outlet) di Jalan Sentosa Raya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (24/12) pagi, sekitar pukul 04.45 WIB.
Dari rekaman CCTV itu, terlihat puluhan remaja Geng Jepang mengendarai sepeda motor menyerbu toko pakaian tersebut. Pakaian yang dipajang di depan toko itu pun raib di tangan mereka.
Polisi langsung bergerak menelusuri pelaku penjarahan. Tak perlu waktu lama, polisi pun berhasil mengamankan 26 orang yang diduga terlibat pada aksi penjarahan tersebut. Sementara itu, penangkapan para pelaku dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu Pancoran Mas dan Pitara
ADVERTISEMENT
Dari 26 orang yang diamankan itu, 3 orangnya merupakan perempuan. Mereka yakni EAA (18), BA (16), dan YA (17). Menurut keterangan kepolisian, ketiga anggota perempuan ini juga diduga ikut masuk ke dalam distro dan menjarah pakaian.
Penetapan Tersangka dan Keterlibatan Narkoba
Berdasarkan penyelidikan, Polresta Depok menetapkan 16 dari 26 anggota geng motor penjarah distro sebagai tersangka. Adapun 3 orang perempuan yang diamankan sebelumnya juga resmi menjadi tersangka.
Kapolresta Depok AKBP Didik Sugiarto mengungkapkan, mereka dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.
"Dengan ancaman 12 tahun kurungan penjara," kata Didik di Polresta Depok, Selasa (26/12).
Menurut keterangan kepolisian, pada mulanya Geng Jepang tidak berniat untuk menjarah, tetapi untuk tawuran. Namun karena lawan tawurannya tidak terlihat, Geng Jepang justru memilih untuk menjarah toko.

Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan urine. 4 orang dari 16 tersangka itu rupanya terbukti positif mengkonsumsi narkoba."Satu orang positif ganja, satu orang positif sabu, dan dua orang benzodiasepin," tambahnya
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kata Didik, pihaknya telah meminta Satuan Reserse Narkoba Polres Depok untuk mendalami kasus ini. Polisi, polisi akan mencari jaringan tersebut hingga bandarnya. Sebab, polisi prihatin melihat banyak anak-anak di bawah umur yang terjerumus dalam narkoba.
"Jaringan, agennya, pemasoknya, dan bandar-bandarnya akan kita cari dan ungkap. Kan tentunya kita ingin menyelamatkan anak-anak selaku generasi penerus bangsa dari penyalahgunaan narkoba," kata Didik.
Sepak Terjang Geng Jepang
Kapolres Depok AKBP Didik Sugiarto mengatakan, beberapa anggota Geng Jepang pernah terlibat sejumlah aksi kejahatan di tempat lain.
"Kami mendapat fakta bahwa beberapa orang (anggota geng) ternyata juga melakukan tindakan atau aksi kejahatan sebelumnya," ucap Didik di Polres Depok, Selasa (26/12).
Dia menerangkan, jenis kejahatan yang mereka lakukan beragam. Mulai dari penjambretan, pencurian dengan kekerasan, hingga pemerasan.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan aksinya, geng ini tidak mengincar target tertentu. Mereka memilih korban secara acak.
"Mereka jalan-jalan menggunakan sepeda motor, ketika menemui target mereka melakukan kekerasan dan pemerasan, itu fakta yang kami temukan dan kembangkan," jelas Didik.

Tak hanya itu, anggota perempuan yang ada pada geng tersebut rupanya bertujuan untuk merekrut anggota baru. Namun, polisi tidak secara rinci menjelaskan bagaimana caranya.
Perekrutan sendiri biasanya mulai dari kumpul-kumpul dan main bareng. Kemudian berkembang menjadi keanggotaan. Hingga akhirnya menjadi geng motor yang brutal.
Sementara itu, berdasarkan penuturan salah satu warga, Ketua Geng Jepang yang diketahui tinggal di sebuah kontrakan di Jalan Bitara Raya RT 06/ RW 09 Keluarahan Pancoran Mas, Depok. Dia jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
ADVERTISEMENT
“Ada 5 kontrakan sebenarnya cuma 2 kontrakan saja yang diisi. Dia enggak pernah daftar. Tapi kalau malam enggak ada, adanya jam 12 malam ke atas. Biasanya kan kalau kontrakan lapor ini tidak ada laporan.” kata Anita, warga setempat, saat ditemui kumparan (kumparan.com), Kamis (27/12) di rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Maaf Pemilik Distro dan Siraman Rohani
Tertangkapnya anggota Geng Motor Jepang yang menjarah toko pakaian di Depok, jelas membuat sang pemilik sangat senang. Namun, Candra selaku pemilik toko yang dijarah memaafkan para pelaku
"Ya senanglah, meski belum semuanya saya berharap sih pihak kepolisian mengusut tuntaslah. Karena saya pikir mereka membahayakan orang lain bukan hanya toko saja lebih mengancam lagi kalau tidak ditangkap semua, karena walaupun mereka di bawah umur tapi melakukan mereka sudah membabi buta untuk umur segitu," ujar Candra, Kamis (28/12) di Polresta Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk minta maaf kan saya maafkan, tapi kalau proses hukum ya terus berlanjutlah," tambah dia lagi.
Sementara, Kasat Reskrim Polresta Depok, Putu Kholis Hariana, akan memberi pembinaan kepada para pelaku yang masih di bawah umur. Pembinaan rohani akan diberikan agar mereka sadar dan tidak mengulangi perbuatannya.
"Kita ingin memberikan penyadaran langkah-langkah karena mereka sebagian besar berstatus masih kategori anak. Itu wujud keprihatinan kita dalam melakukan proses penegakan hukum juga memberikan siraman rohani supaya mereka kembali ke jalan yang benar," kata Putu.