Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Akhir Masa Tabloid BOLA, Kisah Redaksi hingga Sejarah Dunia Olahraga
26 Oktober 2018 17:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Halaman pembuka dari edisi terakhir ini diisi catatan Jurnalis BOLA Weshley Hutagalung. Berisi cerita dia ketika menjalani proses seleksi wartawan Tabloid BOLA hingga akhirnya menyaksikan tutupnya tabloid mingguan itu.
"Hantaman tingginya biaya produksi yang menyangkut harga kertas, percetakan, dan distribusi diikuti kemajuan teknologi seolah tak memberi waktu untuk media tradisional bertahan, berbenah mencari solusi," tulisnya.
Sementara itu, Direktur Tabloid BOLA Christina M.S. Indiarti dalam artikelnya yang berjudul "Menemukan Asa di Akhir Masa" mengungkapkan, telah melakukan berbagai upaya agar Tabloid BOLA tetap hidup.
Makanya, dia merasa tutupnya tabloid ini ibarat kehilangan seseorang yang dicintai. Walau begitu, akan tetap ada di dalam hati.
"Kita hidup asti akan mati, apalagi hahnya untuk seebuah brand," kata jurnalis senior yang pernah bekerja di Harian Kompas dan Warta Kota itu.
ADVERTISEMENT
Namun edisi terakhir Tabloid Bola ini ternyata tidak mudah ditemukan. Langkanya edisi setebal 60 halaman itu pun dikeluhkan warganet di media sosial.
Salah satunya @fikeripik yang mengaku, mencari edisi terakhir Tabloid BOLA sejak pagi.
Penasaran apa saja isi dan cerita lain dalam edisi terakhir ini? Gambarannya kami rangkum dalam uraian berikut.
Catatan Akhir
Rubrik Catatan Akhir menjadi pembuka dalam edisi terakhir Tabloid BOLA. Terdiri dari beberapa artikel kenang-kenangan dari jurnalis-jurnalis senior dan pendiri Tabloid Bola.
Selain Weshley Hutagalung, ada nama pendiri Tabloid BOLA Ignatius Sunito dan Ian Situmorang. Dalam catatannya, Ian menyebut bekerja di Tabloid Bola telah melengkapi perjalanan kariernya sebagai jurnalis.
Bola di Mata Sosok Olahraga Nasional
ADVERTISEMENT
Selama 34 tahun berdiri, atlet, pengurus organisasi, dan insan olahraga nasional telah menjadi narasumber Tabloid BOLA. Dalam edisi terakhir, BOLA pun menampilkan testimoni-testimoni sejumlah atlet. Baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun.
Salah satunya, mantan Petenis Indonesia Yayuk Basuki. Dia mengatakan, sangat menyayangkan penutupan BOLA. Alasannya, media ini selalu profesional, akurat, dan terpercaya.
Lalu ada Lifter Putra Eko Yuli Irawan yang menyebut, Bola menjadi media olahraga yang selalu mengapresiasi atlet-atlet Indonesia.
Legenda Tak Pernah Mati
Rubrik ini mengulas legenda-legenda olahraga yang meraih masa keemasaannya dan dimuat di Tabloid BOLA 1984-2018.
Sebut saja, Ellyas Pical yang meraih Juara Dunia Tinju kelas Bantam Junior IBF, 3 Mei 1985. Setahun setelah edisi perdana BOLA beredar.
ADVERTISEMENT
Ada pula Susy Susanti yang meraih emas di Olimpiade Barcelona 1992. BOLA mengulasnya dalam edisi minggu pertama Agustus 1992. "Kalau perlu, seribu kali kata itu kita ucapkan. Emas, emas, emas" ditulis dalam ulasan di halaman muka.
Saksi Sejarah Olahraga
Dalam edisi terakhir ini, BOLA kembali menganang beragam liputan bersejarah mereka. Misalnya meliput Piala Dunia Meksiko 1986 hingga Piala Dunia Rusia 2018.
Lalu ada cerita tentang liputan-liputan Tabloid BOLA di Piala Eropa, Olimpiade, serta kenangan bersama Timnas Indonesia di berbagai ajang.
Last Man Standing
Berisi foto dan cerita karyawan-karyawan BOLA yang bekerja hingga edisi terakhir terbit. Selain foto bersama, ditampilkan pula foto-foto masing-masing divisi mulai dari redaksi, IT hingga finance.
Para Tamu Istimewa
ADVERTISEMENT
Bagian ini berisi foto-foto para tamu istimewa BOLA yang pernah berkunjung dalam kurun waktu 34 tahun. Mulai dari Juara Dunia Tinju Chris John, Pelatih AC Milan Gennaro Gattuso, hingga pesepakbola Belgia Radja Nainggolan.
Selain itu, edisi terakhir Tabloid BOLA ini juga memuat kisah-kisah di redaksi dan nama-nama 500 karyawan yang pernah bekerja di tabloid ini.